Selasa, 16 Juni 2020

Pengembangan Budidaya Ikan Patin yang Baik untuk Pemula

Ikan patin merupakan salah satu jenis ikan catfish yang berasal dari Indonesia. Ikan air tawar ini tidak memiliki sisik dan banyak dikonsumsi menjadi berbagai olahan makanan. Karena sangat populer sebagai salah satu ikan olahan, budidaya ikan patin sangat mudah dijumpai di Indonesia.
Memiliki tubuh berukuran memanjang hingga 120 cm, terdapat kumis pendek sebagai indera peraba yang terletak di sudut mulutnya, dan memiliki jari keras di bagian sirip punggungnya yang dapat menjadi patil di situasi yang membahayakan.
Terdapat beberapa jenis dan variasi dari ikan patin. Di antaranya Pangasius Lithostoma dari Kalimantan, Pangasius Nasutus dari Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Malaysia, Pangasius Micronemus dari Thailand dan Sunda, Pangasius Macronema dari Kalimantan Barat, Pangasius Nieuwenhuis dari Sumatera, Kalimantan dan Jawa, Helicophagus Waandersii dari Sumatera dan Kalimantan Timur, serta Pangasius Polyuranodon yang berasal dari Jawa. Sehingga ikan ini merupakan ikan domestik.
Ikan patin merupakan ikan yang cukup mudah dibudidayakan oleh pembudidaya pemula sekalipun. Budidaya ikan ini dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis kolam termasuk di antaranya kolam terpal.
Ikan patin mudah dalam beradaptasi asalkan sarananya memadai. Budidaya ikan patin hampir sama dengan budidaya ikan lele, karena ikan patin masuk dalam golongan catfish yang aktif di malam hari (nokturnal).

1. Proses Persiapan Kolam Ikan Patin

Langkah pertama yang harus dipersiapkan adalah kolamnya. Mengapa dipersiapkan paling awal? Karena setelah benih dibeli, benih harus segera dipindahkan ke kolamnya, supaya benih tidak mati karena stress.
Jenis kolam yang cocok bagi pembudidaya pemula adalah kolam terpal. Kolam terpal dinilai lebih efisien dan hemat daripada menggunakan jenis kolam yang lain.
Menggunakan kolam terpal juga dapat disesuaikan dengan luas lahan yang dimiliki, dan apabila sudah tidak digunakan lagi, kolam terpal dapat dibongkar kembali dan tidak meninggalkan kerusakan pada tanah.
Terpal yang dipilih pastikan memiliki ketebalan yang dapat bertahan lama hingga bertahun-tahun. Sebagai patokannya, bisa menggunakan terpal yang memiliki ketebalan A5 hingga A6. Terpal yang digunakan adalah terpal plastik berwarna gelap.
Atau kalau bisa memilih terpal plastik yang memiliki kualitas nomor 1, karena ikan patin memiliki patil yang tak kalah tajam dari patil lele yang bisa menusuk dinding terpal sehingga dapat menimbulkan kebocoran pada kolam.
Ukuran terpal yang dipilih gunakan yang memiliki panjang sekitar 8 hingga 12 meter, dengan lebar 6 hingga 8 meter. Dengan menggunakan patokan ukuran ini, maka nantinya dapat membangun kolam terpal dengan ukuran mulai 4 x 8 x 1 meter hingga 6 x 10 x 1 meter. Satu meter adalah ketinggian kolam.
Pastikan alas kolam terpalnya dalam keadaan datar dan rata. Bagi yang menempatkan kolam terpal di luar ruangan, khususnya di lahan tanah, maka bagian alas kolam terlebih dahulu harus diratakan dengan menggunakan cangkul. Benda tajam yang berpotensi dapat merusak terpal seperti batu juga sebaiknya disingkirkan.
Kemudian buat penyangga kolam terpal. Pastikan penyangganya benar-benar kuat dan mampu menahan volume air di dalam kolam. Sebagai saran, sebaiknya penyangga yang digunakan berupa tiang dari besi, sehingga tidak akan mudah patah dan dimakan rayap.
Baru setelah itu terpal dipasang dalam bentuk persegi panjang. Ukurannya menyesuaikan dengan keinginan dan ketersediaan lahan. Isi dengan air sumur atau air PAM, kemudian biarkan selama 1 sampai 2 minggu.

Tujuannya adalah untuk mengurangi kadar keasaman air serta menghilangkan racun yang mungkin masih menempel di terpal. Pengisiannya pun dilakukan secara bertahap, mulai ketinggian 20 cm hingga setengah terpal untuk memastikan apakah kolam terpalnya sudah dalam posisi yang pas dan tidak ada kebocoran berarti.

2. Penyebaran Benih Ikan Patin

Kemudian berlanjut ke tahap penyebaran benih. Benih bisa didapat dari proses pemijahan sendiri, maupun membeli langsung di pasar benih. Bagi pemula yang tidak ingin ribet, memang lebih disarankan untuk membeli benih.
Benih yang dipilih pastikan yang memiliki kondisi sehat, pada tubuhnya tidak terdapat luka maupun cacat, dapat bergerak secara bebas dan lincah, serta ukurannya pastinya seragam dengan tubuh cerah mengkilap.
Pembelian benih sebaiknya tidak berjarak jauh dari tempat budidaya atau lokasi kolam terpalnya. Karena ikan patin cukup sensitif sehingga dapat berakibat kematian benih jika lokasi pembeliannya terlalu jauh dari lokasi budidaya. Jika benih diangkut dengan kantong plastik, maka kadar oksigen di dalamnya perlu diperhatikan dengan baik dan diangkut dengan hati-hati.
Setelah sampai ke lokasi budidaya, benih-benih yang sudah dibeli itu sebaiknya dimasukkan ke kolam terpal bersama kantong plastiknya, atau dalam kata lain, benih-benih jangan langsung disebar ke kolam terpal. Biarkan kantong plastik berisi benih-benih itu berada di dalam kolam terpal selama kurang lebih 15 sampai 20 menit. Tujuannya adalah supaya dapat menyesuaikan suhu dalam kantong plastik.
Kemudian barulah benih ditebarkan saat pagi atau sore hari. Usahakan untuk menghindari penebaran benih di siang hari karena suhu air di siang hari terlalu panas.
Pengikat kantong kemudian dibuka, lalu kantong plastik diposisikan miring ke dalam kolam terpal supaya benih ikan patin berpindah dengan sendirinya. Tiap kolam sebaiknya jangan terlalu padat, ukur kuantitas benih dalam 1 kolam berdasarkan luas kolam tersebut.

3. Pemberian Pakan Ikan Patin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Untung Besar dari Bisnis Budidaya Lobster Air Tawar

  Memiliki warna biru yang cerah disertai bentuk tubuh yang terlihat kekar dan anggun menjadikan lobster air tawar menarik dijadikan hiasan ...