Rabu, 15 Januari 2020

Budidaya Ikan papuyu

Sebagai ikan konsumsi Ikan papuyu memiliki banyak keunggulan, diantaranya harga mahal, mudah dipelihara bahkan di tempat-tempat yang kondisi airnya terbatas dan kualitas air yang rendah. Segala macam keunggulan tersebut menjadikan masyarakat tertarik untuk melakukan budidaya ikan papuyu ini, sehingga tidak salah ikan papuyu menjadi komoditas unggulan karena bernilai ekonomis
Sampai saat ini kendala yang dihadapi dalam usaha budidaya ikan papuyu adalah pertumbuhan ikan papuyu yang memerlukan waktu lama dan biaya pakan komersial (pellet) yang mahal, sehingga sebagian masyarakat pembudidaya masih ada keraguan untuk melakukan usaha budidaya ikan papuyu.
Oleh karena itu perlu dikaji pola pemberian pakan pada kegiatan pembesaran ikan papuyu dengan tujuan efisiensi jumlah pakan dan untuk mendapatkan informasi pola kebiasaan makan (Feeding habit) ikan papuyu . Sasaran dari kegiatan ini adalah dihasilkan ikan papuyu ukuran     35 – 100 g/ekor
Kegiatan pembesaran ini merupakan bagian dari diseminasi ikan papuyu yang dilaksanakan pada 3 lokasi pembudidaya (2 lokasi di Banjarbaru dan 1 lokasi di Kab.Tanah Laut) dengan masa pemeliharaan 8 bulan. Untuk mengetahui kebiasaan makan, maka dilakukan perlakuan pola makan yang berbeda yaitu Pagi, sore, dan sebagai kontrol adalah pemberian pakan pagi dan sore dengan masing-masing prosentase pemberian pakan sebesar 5% dar biomas
Hasil kegiatan pembesaran selama 8 bulan didapatkan Pertumbuhan Relatif Ikan mencapai 2412,37% – 2513.86%. Secara umum bahwa pertumbuhan benih ikan papuyu dalam kolam dapat mencapai kisaran pertumbuhan antara 45 – 75 g/ekor .
Kelangsungan hidup selama masa pemeliharaan mencapai   58.75 % – 65.24 %, nilai konversi makanan pada 3 pola pemberian akan 1,86 -2.09. Untuk mengetahui dominasi sex ratio pada pembesaran ini dilakukan penghitungan populasi dengan prosentase ikan papuyu jantan mencapai 36.34% – 41.94 %, hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap hasil produksi pada pembesaran ikan papuyu karena ikan papuyu jantan pertumbuhannya cenderung lambat.
Parameter kualitas air diamati setiap kali melakukan sampling untuk setiap bulannya selama masa pemeliharaan; pH = 5.54 – 5,93 , DO = 1,23 – 4,37 mg/l, sedangkan suhu = 27,00 – 28,30 oC
Kata kunci : Feeding habit, sex ratio, pertumbuhan, ikan papuyu

  1. PENDAHULUAN
    • Latar Belakang
Budidaya ikan Papuyu (Anabas testudineus) telah dikembangkan dan diminati pembudidaya ikan di Kalimantan Selatan. Peluang pasar ikan Papuyu masih terbatas di wilayah Kalimantan Selatan menjadi makanan favorit masyarakat Banjar di warung – warung hingga restoran berkelas. Ekonomisnya harga ikan Papuyu dan semakin meningkatnya permintaan pasar memacu masyarakat untuk membudidayakannya mulai dari skala rumah tangga hingga masal.
Sebagai ikan konsumsi Ikan papuyu memiliki banyak keunggulan, diantaranya harga mahal, mudah dipelihara bahkan di tempat-tempat yang kondisi airnya terbatas dan kualitas air yang rendah. Segala macam keunggulan tersebut menjadikan masyarakat tertarik untuk melakukan budidaya ikan papuyu ini. Sehingga tidak salah jika kemudian ikan papuyu menjadi komoditas unggulan karena bernilai ekonomis
Selain keunggulannya, ikan papuyu juga memiliki kelemahan, sehingga perlu di jaga kesehatannya, perlu dipacu pertumbuhannya, perlu dijaga kualitas induk dan benih agar tidak merugikan pembudidaya. Untuk itu perlu dijuga diketahui sifat, kebiasaan hidup, dan syarat hidupnya. Teknik budidayanyapun harus dikuasai dengan benar, baik pembenihannya maupun pembesarannya. Dengan begitu beberapa kelemahan dapat di atasi agar dapat meminimalisasi resiko budidayanya.
Pengembangan budidaya ikan papuyu sebagai ikan spesifik lokal merupakan rencana strategi pengembangan ikan air tawar di Provinsi Kalimantan Selatan. Dukungan usaha budidaya ikan lokal air tawar khususnya ikan Papuyu dimulai dari penyediaan benih ikan melalui kegiatan produksi di hatchery, mengingat saat ini sistem produksi ikan Papuyu secara masal sudah berhasil dikembangkan oleh Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dan telah diadopsi oleh masyarakat. Keberhasilan perbaikan sistem produksi benih ikan Papuyu tersebut telah membuka peluang yang sangat besar untuk pengembangan budidayanya karena selain didukung oleh potensi lahan yang sangat luas juga tersedianya tenaga kerja yang cukup besar bagi masyarakat
  • Tujuan dan sasaran
    • Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk :
  • Mengetahui pertumbuhan/hasil pembesaran   ikan papuyu
  • untuk mendapatkan informasi teknologi pola kebiasaan makan (Feeding habit) ikan papuyu
  • Dominasi sex Ratio ikan papuyu
    • Sasaran
Sasaran dari kegiatan ini adalah dihasilkan ikan papuyu ukuran 35 – 100 g/ekor
  • BAHAN DAN METODE
  • Bahan dan Alat
    • Bahan-bahan yang digunakan adalah benih ikan Papuyu ukuran 3 – 5 cm, pupuk,kapur, dan pakan komersial (pelet).
    • Alat yang digunakan adalah serok, pengukur  kualitas  air, penggaris, timbangan dan baskom.
  • Tempat pemeliharaan : Kolam terpal ukuran 3 X 4 X 1 m
  • Metode
    • Waktu dan Tempat
Kegiatan ini dilaksanakan sekaligus melakukan diseminasi di Desa.GT.Manggis-B.Baru, Desa.Sungai ulin, Desa.Gunung Raja- Kabuapten Tanah Laut bulan Januari – Desember 2013 dengan Waktu yang diperlukan dalam kegiatan ini 2 bulan persiapan dan koordinasi, 1 bulan pembuatan proposal, 2 bulan pemijahan dan produksi benih , 8 bulan pemeliharaan benih (Pembesaran) dan 1 bulan untuk pembuatan laporan.
  • Prosedur Pelaksanaan
Prosedur Pelaksanaan kegiatan ini meliputi :
  1. Persiapan kolam terpal
  2. Penebaran benih
  3. Pemeliharaan/pembesaran ikan di kolam terpal
  1. Persiapan Kolam Pembesaran
    • Pembesaran ikan papuyu dilakukan pada kolam terpal ukuran 3 X 4 X 1 m
    • Pengisian air ke dalam kolam terpal hingga mencapai ketinggian air 70 – 80 cm .
  • Proses persiapan kolam pendederan memerlukan waktu selama 2 – 3 hari agar kondisi periaran stabil

  1. Penebaran Benih
  • Sebelum ditebar dilakukan penimbangan berat individu benih sebanyak 1000 ekor untuk mengetahui berat awal dengan kisaran panjang benih 3 – 5 cm.
  • Penebaran benih dilakukan pada pagi hari untuk menghindari stres pada ikan akibat perbedaan suhu air. Benih ikan ditebar dengan menggunakan baskom secara perlahan dimasukkan ke dalam hapa.
  • Pemeliharaan benih dilakukan dengan padat penebaran 100 ekor/m2.
  1. Pemeliharaan ikan
  • Untuk mengetahui pertumbuhan dan kelangsungan hidup serta jumlah pakan yang diberikan untuk benih ikan Papuyu dilakukan sampling panjang dan berat benih setiap 1 bulan sekali.
  • Perlakuan yang diberikan sebaga berikut :
    • A= Pemberian pakan pada pagi hari
    • B= Pemberian pakan pada sore hari
    • C= Pemberian pakan pada pagi hari dan sore hari (kontrol)
  • Pemberian pakan sebesar 5 % dari biomassa perhari
    • Parameter yang Diamati
  1. Pertumbuhan Mutlak Individu, yang dinyatakan dalam pertambahan berat rata-rata (gr) dan pertambahan panjang baku rata-rata (cm).
  1. Pertumbuhan Relatif Berat
Pertumbumbuhan relatif berat dirumuskan sebagai persentase pertumbuhan setiap interval waktu.
Wt – Wo
H          =                                     x   100 %
Wo
Keterangan :     H  =     Kecepatan pertumbuhan relatif (%)
Wt     =      Berat akhir interval (gram)
Wo    =      Berat awal interval (gram)
  1. Kelangsungan hidup (SR)
Kelangsungan hidup ikan Papuyu selama pemeliharaan adalah merupakan persentase dari jumlah tebar sampai panen yang hidup.
å Panen
SR =                                                     x 100 %
å Tebar
  1. Konversi Makanan (FCR)
Konversi makanan merupakan nilai ubah dari jumlah makanan yang diberikan selama pengamatan dihitung menurut Effendi (1978), yaitu :
Konversi Makanan =               F
(Wt + D) – Wo
Keterangan :
F     = Jumlah Makanan yang diberikan (g)
W0 = Berat rerata Awal (g)
W= Berat rerata Akhir (g)
D   = Jumlah berat ikan yang mati (g)
  1. Sex rasio
Sex rasio dihitung dengan membandingkan jumlah jantan dan betina dan dibandingkan dengan jumlah total ikan yang dipelihara /panen
  1. Kualitas Air
Kualitas air yang diamati dalam kegiatan ini meliputi suhu dan pH. Dan ammonia. Pengamatan kualitas air dilakukan setiap bulan sekali.
  1. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil kegiatan didapatkan data pertumbuhan mutlak individu yang meliputi pertambahan panjang dan berat rata-rata, pertumbuhan relatif berat, kelangsungan hidup (SR), konversi pakan (FCR), dan kualitas air sebagai data penunjang serta perhitungan analisa usaha.
4.1. Pertumbuhan Mutlak Individu
Dari hasil kegiatan diperoleh data pertambahan panjang dan berat rata-rata ikan papuyu (Anabas testudineus Bloch) yang dipelihara di kolam terpal selama 8 bulan. Secara lengkap dapat dilihat pada tabel 1. di bawah ini.
Tabel 1. Pertambahan Panjang (cm) rerata Ikan Papuyu (Anabas testudineus Bloch) Selama Pemeliharaan

Pemberian PakanPanjang Awal (cm)Panjang Akhir (cm)Pertambahan Panjang
(cm)
Pagi3.3510.6307,280
Sore3.2511.1157,865
Kontrol (Pagi +sore)3.3510.7257.375

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pertumbuhan mutlak individu ikan papuyu dengan pemberian pakan pagi hari mencapai ukuran panjang akhir 10,63 cm/ekor, sedangkan pemberian pakan sore hari mencapai ukuran panjang 11.15 cm/ekor lebih besar dari pemberian sore hari yaitu sebesar 7,865 cm/ekor. Walaupun pemberian pakan sore hari memberikan hasil pertumbuhan yang lebih besar dari pemberian pakan pada pagi dan kontrol namun hasil pertumbuhan kedua perlakuan ini tidak berbeda nyata, hanya selisih 0,6 cm/ekor.
Sedangkan untuk pertumbuhan mutlak berat di dapatkan data pertumbuhan sebagai berikut :
Tabel 2. Pertambahan berat (gram) rerata Ikan Papuyu (Anabas testudineus Bloch) Selama Pemeliharaan
Pemberian PakanBerat Awal (g)Berat Akhir (g)Pertambahan Berat (g)
Pagi1.409676.61275.202
Sore1.336575.93074.594
Kontrol (Pagi +sore)1.500077.15775.657
Berdasarkan tabel di atas bisa dilihat bahwa pertambahan berat pada pemberian pakan pagi hari, sore hari dan kontrol variasi nilai pertambahan beratnya 74 – 75 g/ekor. Pola pemberian pakan tidak terlalu signifikan mempengaruhi pertumbuhan rerata 75.151 ± 0.79695 g/ekor .
Hasil ini termasuk masih rendah apabila dibandingkan dengan hasil kegiatan perekayasaan “Pembesaran Ikan Papuyu di Kolam” pada tahun 2002 yaitu dengan kisaran berat ikan papuyu antara 75 – 85 g/ekor dengan lama pemeliharaan di kolam selama 6 bulan. Hal ini diduga karena besarnya pengaruh lingkungan di lokasi jaring tancap terhadap kondisi ikan papuyu dimana kegiatan ini dimulai dari musim hujan sampai musim kemarau sehingga terjadi perubahan musim dan kualitas air pada saat musim kemarau mengalami penurunan diantaranya adalah pH dan volume air. Hal ini mengakibatkan respon ikan terhadap pakan yang diberikan menurun sehingga pertumbuhan ikan menjadi rendah. Selain itu karena kondisi benih saat tebar memerlukan waktu dalam beradaptasi terhadap lingkungan yang baru sehingga energi yang diperoleh ikan lebih banyak digunakan untuk pergerakan dan memulihkan organ tubuh yang rusak dibandingkan untuk pertumbuhan ikan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Asmawi (1986), bahwa kecepatan pertumbuhan sangat tergantung kepada jumlah makanan yang diberikan, ruang, suhu, kedalaman air, kandungan oksigen dalam air, dan parameter kualitas air lainnya. Makanan yang didapat oleh ikan terutama di manfaatkan untuk pergerakan, memulihkan organ tubuh yang rusak, setelah itu kelebihan makanan yang didapatkan digunakan untuk pertumbuhan.
4.2. Pertumbuhan Relatif Berat
Berdasarkan kegiatan diperoleh data pertumbuhan relatif berat ikan papuyu (Anabas testudineus Bloch) yang dipelihara selama 8 bulan. Secara lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3. Pertumbuhan Relatif Berat (%) Ikan Papuyu (Anabas testudineus Bloch) Selama Pemeliharaan di kolam terpal
Pemberian pakan
Pertumbuhan Relatif Berat (%)
Bulan ke-
12345678
Pagi
18.87
66.32
109.79
318.49
711.97
1601.10
2014,14
2412,37
Sore
19.02
72.20
114,14
361.97
1018,17
1840,58
2231.54
2468.67
Kontrol
19.54
73,12
113.25
357.77
1124.12
1765.75
2215.22
2513.86

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pertumbuhan relatif berat ikan papuyu dengan pemberian pakan pagi hari sebesar 2412.37 %, sedangkan pemberian pakan kontrol (pagi+sore) pertumbuhan relatif berat yang lebih besar yaitu sebesar 2513.68 %. Walaupun demikian hasil pertumbuhan ketiga perlakuan ini cukup signifikan yaitu dengan selsisih mencapai 100% . Rerata pertumbuhan relatif mencapai 2464.967 ± 50.84625 %
Peningkatan pertumbuhan relatif berat dari awal sampai akhir pemeliharaan dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Gambar 1. Pertumbuhan Relatif Berat (%) Ikan Papuyu Selama Masa Pemeliharaan
Berdasrkan gambar diketahui bahwa pertumbuhan ikan papuyu pada kedua perlakuan tidak berbeda sampai bulan Juli. Hal ini diduga karena ikan dalam proses adaptasi terhadap lingkungan yang baru sehingga pengaruh perlakuan pakan yang diberikan belum terlihat nyata terhadap pertumbuhan ikan. Perbedaan pola pertumbuhan kedua perlakuan terlihat pada bulan September sampai bulan Desember, dimana pertumbuhan ikan dengan pemberian pakan pagi dan sore hari lebih cepat dari pertumbuhan ikan dengan pemberian pakan pagi hari .
4.3. Kelangsungan Hidup (SR)
Dari hasil kegiatan diperoleh data kelangsungan hidup benih ikan papuyu selama pemeliharaan di kolam terpal . Secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.         Kelangsungan hidup (SR) rata-rata Ikan Papuyu (Anabas testudineus Bloch) Selama Pemeliharaan

Pemberan PakanJumlah Awal
(ekor)
Jumlah Akhir
(ekor)
Kelangsungan hidup (%)
Pagi2000124762,35
Sore2000117558.75
Kontrol2500163165.24


Kelangsungan hidup (SR) rata-rata pemeliharaan ikan papuyu dengan pemberian pakan kontrol (pagi+sore) B lebih tinggi sebesar 65,24 % dibandingkan SR ikan pada pemberian pakan pada pagi hari maupun sore hari.
4.4. Konversi Makanan (FCR)
Dari hasil kegiatan diperoleh data konversi makanan (FCR) yang meliputi jumlah pellet yang digunakan serta jumlah berat ikan yang dihasilkan saat panen. Secara lengkap konversi makanan (FCR) dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 5.   Konversi Pakan (FCR) Ikan Papuyu (Anabas testudineus Bloch) Selama Pemeliharaan
Pemberan PakanJumlah Total Pakan Yang Digunakan (kg)Total Berat Ikan Akhir (kg)Konversi Pakan (FCR)
Pagi255.20133,341,91
Sore247,30132,651,86
Kontrol307.70147.202.09

Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai konversi makanan pada pemeliharaan ikan papuyu pada pemberian pakan kontrol (pagi+sore) nilainya sebesar 2.09 kemudian diikuti pemberian pakanpada pagi hari dan sore hari . Pemberian pakan sore hari nilainya lebih rendah , akan tetapi selisih keduanya tidak terlalu signifikan berkisar 0.05 – 0.23
4..5. Dominasi sex rasio
Dominasi sex rasio dihitung untuk mengetahui prosentase jumlah jantan dan betina yang dapat mempengaruhi hasil panen pada akhir kegiatan
Tabel 6. Dominasi sex ratio pada pembesaran ikan papuyu
No.Jumlah Akhir /panen
(ekor)
Jumlah Jantan/♂
(ekor)
Jumlah Betina /♀
(ekor)
Prosentase jantan (%)
1.124752372441.94
2.117542774836.34
3.1631619101237.95
Prosentase ikan papuyu jantan mencapai 36.34% – 41.94 %, hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap hasil produksi pada pembesaran ikan papuyu karena ikan papuyu jantan pertumbuhannya cenderung lambat.
4.6. Kualitas Air
Hasil pengamatan kualitas air di media pemeliharaan yang meliputi suhu, pH dan DO, dan ammonia yang diukur pada pagi dan siang hari selama kegiatan pemeliharaan di kolam terpal . Secara lengkap dapat dilihat pada tabel 5. di bawah ini.
Tabel 6. Parameter Kualitas Air Selama Pemeliharaan Ikan Papuyu (Anabas testudineus Bloch)

Nilai parameterLokasi
Tirta jayaIstiqomahMakmur
pH5,936,175.54
DO4,37 mg/l1,23 mg/l2.34 mg/l
Suhu28,27 0C27,0 0C28.30 0C
Ammoniak0,09 mg/l0,03 mg/l0.07 mg/l
Sumber air : sumur tanah

Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa kisaran parameter kualitas air pada media pemeliharaan ikan papuyu masih tergolong layak dan mendukung pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan papuyu.
  1. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
  • Hasil kegiatan pembesaran selama 8 bulan didapatkan Pertumbuhan Relatif Ikan mencapai 2412,37% – 2513.86%.
  • Tetapi secara umum bahwa pertumbuhan benih ikan papuyu mencapai kisaran pertumbuhan antara 45 – 75 g/ekor .
  • Pola pemberian pakan (pagi,sore) tidak berpengaruh pada pertumbuhanikan papuyu
  • Kelangsungan hidup selama masa pemeliharaan mencapai   58.75 % – 65.24 %,
  • Nilai konversi makanan pada 3 pola pemberian akan 1,86 -2.09.
  • Prosentase ikan papuyu jantan mencapai 36.34% – 41.94 %, hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap hasil produksi pada pembesaran ikan papuyu karena ikan papuyu jantan pertumbuhannya cenderung lambat.
5.6. Saran
–    Pembesaran ikan papuyu sebaiknya dilakukan di kolam tanah / kolam semen
  • Sebagai alternatif pemanfaatan lahan,penggunaan kolam terpal untuk pembesaran bisa dijadikan pilihan meskipun belum optimal
  • Pola pemberian pakan hanya untuk mengetahui kebiasaan makan, yang terpenting adalah Nutrisi pakan yang baik akan meningkatkan pertumbuhan ikan papuyu
DAFTAR PUSTAKA


Bunasir dkk, 2004. Pengembangan Budidaya Ikan Papuyu Skala Usaha di Indonesia. Makalah dalam Pertemuan Teknis Lintas UPT Pusat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tanggal 4 – 7 Oktober 2004 di Bandung. Loka Budidaya Air Tawar Mandiangin Kalimantan Selatan. 40 halaman.
Bunasir, Rahmat Hidayat., dkk. 2013.   Ikan papuyu hasil Domestikasi . Balai Budidaya Air Tawar Mandiangin Kalimantan Selatan. 57 halaman
Effendie, Ichsan. 2002. Biologi Perikanan Yayasan Pustaka Nusantara.Yogyakarta.
Iqbal. 2007. Genetika Perikanan Kanisius Yogyakarta
Kordi, K. M. G., 2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. Rineka Cipta. Jakarta. 194 halaman.
Murdjani, M., 1999. Budidaya Ikan Bersirip di Indonesia. Makalah dalam Seminar dan Pameran Budidaya Ikan Laut di Indonesia Tanggal 26 – 27 Agustus 1999 di Jakarta. 28 halaman.
Murtidjo, Bambang. 2001. Beberapa Metode Pembenihan Ikan Air Tawar
.Kanisius. Jakarta
Pellokila N.A.Y. 2009.Biologi Reproduksi Ikan Betok ( Anabas testudineus Bloch ) di Rawa Banjiran DAS Mahakam Kalimantan Timur.
Rahmat Hidayat, dkk.,, 2009. Produksi Benih Ikan Papuyu (Anabas testudineus Bloch) dengan Sistem Penebaran Telur pada Kolam. Laporan Perekayasaan. Balai Budidaya Air Tawar Mandiangin. 27 halaman.
Widodo, dkk., 2006. Peningkatan Produksi Benih Ikan Papuyu di Kolam Permanen. Laporan Perekayasaan. Balai Budidaya Air Tawar Mandiangin. 18 halaman.


Sumber : https://bbatmandiangin.wordpress.com/category/papuyu/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Untung Besar dari Bisnis Budidaya Lobster Air Tawar

  Memiliki warna biru yang cerah disertai bentuk tubuh yang terlihat kekar dan anggun menjadikan lobster air tawar menarik dijadikan hiasan ...