Kamis, 16 Januari 2020

Budidaya Ikan Gabus Tetap Menguntungkan

Meski kalah pamor dengan ikan jenis ikan tawar lainnya, ikan gabus tetap dicari peminat karena segudang manfaat yang terkandung dalam kelezatan dagingnya.
Budidaya ikan gabus memang belum familiar bagi sebagian pembudidaya ikan di Indonesia. Pamornya kalah dibandingkan dengan budidaya ikan air tawar lainnya seperti ikan lele, nila, nila, bahkan ikan mas, namun budidaya ikan gabus bisa dibilang merupakan peluang usaha yang cukup menjanjikan.
Ikan gabus merupakan ikan air tawar dari keluarga Channedae, bentuknya mirip dengan ular. Berkat bentuknya yang mirip ular tersebut membuat ikan gabus sering disebut sebagai Snakeheads.
Untuk jenisnya, di Indonesia ditemukan terdapat 3 jenis ikan gabus. Diantaranya yaitu Great Snackhead yaitu ikan gabus yang panjangnya mencapai 1 meter, jenis lainnya yaitu Forest Snackhead yang ukuran panjangnya dapat mencapai 40 cm. Sedangkan untuk jenis lainnya yaitu Channa Gacua, yaitu ikan gabus terkecil. Jenis inilah yang banyak dibudidayakan, dijualbelikan dan dikonsumsi.
Permintaan ikan gabus sendiri di pasaran tidak sebesar ikan tawar lainnya, namun peluang membudidayakan ikan ini masih terbuka lebar. Kebutuhan ikan gabus makin meningkat dari waktu ke waktu, hal ini dikarenakan masyarakat sudah mulai paham manfaat dari ikan gabus untuk kesehatan.
Pangsa pasar untuk ikan gabus sebenarnya tidak sulit, permintaan pasar masih cukup tinggi setiap tahunnya. Untuk harganya sendiri, ikan gabus dijual dengan harga sekitar Rp. 30.000 – Rp. 40.000/kg.
Beberapa kelebihan dari budidaya ikan gabus dibandingkan dengan budidaya ikan jenis lainnya yakni harga jual ikan gabus lebih tinggi dibandingkan dengan jenis ikan air tawar lainnya lainnya, angka kematian saat budidaya ikan ini dapat ditekan lebih rendah dibandingkan dengan ikan lele, permintaan pasar mulai meningkat akibat dari masyarakat yang mulai tahu manfaat dari ikan gabus dan ikan ini belum dibudidayakan secara massal.
Selain itu, ikan gabus juga memiliki khasiat luar biasa bagi kesehatan, sebab ikan gabus banyak dicari untuk dijadikan obat herbal. Ikan yang biasa disebut sebagai ikan kutuk oleh sebagian besar masyarakat Jawa ini memiliki kandungan asam amino yang lengkap baik yang esensial ataupun non esensial.
Diantara khasiat luar biasa tersebut seperti membantu pertumbuhan dan pembentukan otot, membantu mempercepat proses penyembuhan luka, menjaga keseimbangan cairan di dalam tubuh, baik untuk pencernaan, memperbaiki gizi buruk, meningkatkan daya tahan tubuh, mengatasi pembengkakan di tubuh, dan mempercepat penyembuhan luka pasca operasi.
Meskipun demikian, beberapa resiko dari pembudidayaan ikan gabus ini diantaranya adalah panen yang membutuhkan proses lebih lama dari ikan lele. Selain itu, kebiasaan ikan gabus yang berada di alam liar menjadikan budidaya ikan ini membutuhkan perlakuan tersendiri agar dapat panen dengan maksimal.
Ikan gabus termasuk golongan ikan karnivora, mirip dengan ikan lele yaitu termasuk kanibal atau pemakan sejenis. Untuk itu, sangat disarankan untuk menyortir misahkan ikan gabus yang kecil dari ikan gabus yang besar, jika tidak dipisahkan maka ikan gabus yang kecil hanya akan jadi pakan untuk ikan gabus besar.
Budidaya ikan gabus ini memang sedikit lebih sulit jika dibandingkan dengan budidaya ikan lele. Di mana pemijahan ikan lele dapat dilakukan dengan lebih mudah yaitu dengan pemijahan buatan. Sementara pemijahan untuk ikan gabus harus dilakukan secara alami sesuai dengan kondisi habitat aslinya.
Saat dibudidaya di dalam kolam buatan, ikan gabus dapat diberi makan seperti makanan ikan lele yaitu pelet. Namun perlu pembiasaan terlebih dahulu agar ikan gabus mau mengkonsumsi pelet buatan. Tujuan pemberian pelet adalah agar mempercepat pertumbuhan ikan gabus sehingga dapat lebih cepat dipanen.
Langkah yang perlu disiapkan untuk memulai usaha budidaya ikan gabus dalam skala rumah tangga dengan kolam terpal adalah sebagai berikut:
1.       Luas kolam terpal yang dibutuhkan adalah sekitar 100 m persegi atau 2 kolam dengan masing-masing lebar 5 m dan panjang 10 m.
2.       Benih diambil pada ukuran 3-4 cm
3.       Pakan berupa pelet buatan pabrik
4.       Jumlah benih yang ditebar dengan jumlah kepadatan 10 ekor/m persegi adalah 100 x 10 = 1000 ekor.
5.       Frekuensi pembesaran dalam setahun yaitu 2 kali pembesaran
6.       Siklus pembesaran ikan gabus adalah 6 bulan sekali panen, maksimal tiap 8 bulan sekali dan sortir dimulai pada bulan ke 4 atau bulan ke 5

Analisa usaha budidaya ikan gabus
1. Investasi ternak ikan gabus dalam kolam terpal
No
Komponen
Jumlah
Harga Satuan (Rp)
Total (Rp)
1
Kolam terpal
2
750.000
1.500.000
2
Instalasi air
2
300.000
600.000
3
Mesin Pompa Air
1
450.000
450.000

Total


2.550.000
Penyusutan selama 4x panen =  Rp 2.050.000/4 = 512.000
2. Biaya Produksi 1x periode (selama 6 Bulan)

No
Komponen
Jumlah
Harga Satuan
Total
1
Bibit ikan Gabus
1000
Rp. 800
Rp. 800.000
2
Pelet Pakan Ikan
10
Rp. 282.000
Rp. 2.820.000
3
Obat-obatan
3
Rp. 150.000
Rp. 300.000
Total
Rp. 3.920.000

3. Biaya Lain-lain
No
Komponen
Jumlah
Harga Satuan
Total
1
Listrik
6
Rp. 100.000
Rp. 600.000
2
Penyusutan
1
Rp. 512.500
Rp. 512.500
Total
Rp. 1.112.500

Keuntungan Tiap Bulan
Setelah panen dapat dihitung untung rugi budidaya ikan gabus dalam kolam terpal sebagai berikut:
Tingkat kematian dihitung 20%. Ikan gabus di kolam tinggal 800 ekor setelah dibudidayakan selama 6 bulan.
Ukuran berat ikan gabus tergantung umurnya, jadi panen dengan sistem sortir mulai umur 4 bulan (4 ekor/kg), 5 bulan (3 ekor/kg), dan terakhir saat umur 6 bulan (2 ekor/kg).
Perhitungan pendapatan panen ikan gabus sebagai berikut:
Bulan ke 4 panen 300 ekor = 300/4 = 75 kg
Bulan ke 5 panen 300 ekor = 300/3 = 100 kg
Bulan ke 6 panen 200 ekor = 200/2 = 200 kg
Total panen selama 6 bulan pemeliharaan adalah 375 kg
Harga perkilo ikan gabus di tingkat pengepul sekitar Rp. 45.000
Maka pendapatan kotor dapat dihitung adalah 375 x Rp. 45.000 = Rp. 16.875.000
Sehingga pendapatan bersih dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Pendapatan kotor – (Biaya Produksi + Biaya Lain-lain) = Laba Bersih
Rp. 16.875.000 – (Rp. 3.920.00 + Rp. 1.112.500) =
Rp. 16.875.000 – Rp. 5.032.500 = Rp. 11.845.500
Jadi selama 6 bulan, laba ternak ikan gabus adalah Rp. 11.845.500

Artikel Asli : Info Akuakultur
Sumber : 
https://www.minapoli.com/info/budidaya-ikan-gabus-tetap-menguntungkan

Teknologi Mina Padi Dengan Sistim Tanam Jajar Legowo

Mina Padi adalah usaha budidaya ikan di sawah yang dilakukan secara bersamaan dengan tanaman padi dalam suatu areal yang sama. Dengan kata lain sambil menyelam minum air, usaha padi lancar, budidaya ikan pun lancar.

Salah satu optimalisasi potensi lahan sawah irigasi dan peningkatan pendapatan petani adalah dengan merekayasa lahan dengan teknologi tepat guna. Cara yang dapat dilakukan yaitu dengan mengubah strategi pertanian dari sistem monokultur ke sistem diversifikasi pertanian, salah satunya adalah dengan menerapkan teknologi budidaya Mina Padi dengan sistim tanam jajarlegowo. Dengan adanya pemeliharaan ikan di persawahan selain dapat meningkatkan keragaan hasil pertanian dan pendapatan petani juga dapat meningkatkan kesuburan tanah dan air juga dapat mengurangi hama penyakit pada tanaman padi.
Sistem usaha tani minapadi telah dikembangkan di Indonesia sejak satu abad yang lalu (Ardiwinata, 1987). Selain menyediakan pangan sumber karbohidrat, sistem ini juga menyediakan protein sehingga cukup baik untuk meningkatkan mutu makanan penduduk di pedesaan (Syamsiah et all. 1988).Dengan teknologi yang tepat, minapadi dapat memberi pendapatan yang cukup tinggi. Keuntungan yang didapat dari usahatani minapadi berupa peningkatan produksi padi dan ikan, mengurangi penggunaan pestisida, pupuk anorganik, penyiangan dan pengolahan tanah (Suriapermana, et all., 1994)
Rekayasa teknik tanam padi dengan cara tanam jajar legowo 2:1 atau 4:1, berdasarkan hasil penelitian terbukti dapat meningkatkan produksi padi sebesar 12-22%. Disamping itu sistem legowo yang memberikan ruang yang luas (lorong) sangat cocok dikombinasikan dengan pemeliharaan ikan (minapadi legowo). Hasil ikan yang diperoleh mampu menutup sebagian biaya usahatani, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani.
Teknologi legowo merupakan rekayasa teknik tanam dengan mengatur jarak tanam antar rumpun dan antar barisan sehingga terjadi pemadatan rumpun padi dalam barisan dan melebar jarak antar barisan sehingga seolah-olah rumpun padi berada dibarisan pinggir dari pertanaman yang memperoleh manfaat sebagai tanaman pinggir (border effect). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumpun padi yang berada di barisan pinggir hasilnya 1,5 - 2 kali lipat lebih tinggi dibandingkan produksi rumpun padi yang berada di bagian dalam.
Keuntungan yang dapat diperoleh dari mina padi dengan sistim tanam jajar legowo adalah:
a). Pada cara tanam jajar legowo 2:1, semua maupun tanaman seolah-olah berada pada barisan pinggir pematang, sedangkan pada cara tanam jajar legowo 4:1, separuh tanaman berada pada bagian pinggir (mendapat manfaat border effect), b). Jumlah rumpan padi meningkat sampai 33%/ha, c). Meningkatkan produktivitas padi 12-22%, d), Memudahkan pemeliharaan tanaman, e). Masa pemelihaan ikan dapat lebih lama, yaitu 75 hari, dibanding cara tandur jajar biasa yang hanya 45 hari, f). Hasil ikan yang diperoleh dapat menutupi sebagian biaya usaha tani, g). Dapat meningkatkan pendapatan usahatani antara 30-50%. (Litbang,2014).
Adapun paket teknologi yang dapat diterapkan adalah  a) Memilih jenis varietas yang cocok untuk minapadi  yang mempunyai karakteristik sebagai berikut : Pengakaran dalam, agar padi yang ditanam tidak mudah roboh sehingga menghambat pergerakan ikan; Cepat beranak (bertunas), untuk menghindari keterlambatan pertumbuhan tunas akibat genangan air; Batang kuat dan tidak mudah reba, untuk menghindari pertumbuhan batang yang lemah akibat serapan air ketanaman yang cukup tinggi; Tahan genangan pada awal pertumbuhan; Daun tegak untuk memperbanyak sinar matahari yang dapat diterima oleh permukaan daun, sehingga proses fotosintesis lebih baik dan pertumbuhan padi akan meningkat dan Tahan hama dan penyakit (Litbang 2014).
b). Teknik pembuatan parit. Parit dibuat sebelum pengolahan tanah terakhir (perataan tanah) lebar 40 - 45 cm dan kedalaman 25 - 30 cm. Pada titik persilangan dibuat kolam pengungsian ukuran 1x1 m dengan kedalaman 30 cm. Pada setiap pintu pemasukan dan pengeluaran air pada setiap petakan dipasang saringan kawat dan slat pengatur tinggi permukaan air menggunakan bambu. Parit berfungsi sebagai tempat penampungan air pada saat berlangsung pemeliharaan ikan, melindungi ikan dari kekeringan pada saat terjadi kebocoran, memudahkan panen ikan, sebagai tempat memberi makan ikan, memudahkan ikan bergerak keseluruh petakan.
c). Pemilihan Benih Ikan, Kondisi perairan pada lahan sawah mengandung resiko ekologis yang tinggi bagi usaha budidaya ikan yaitu fluktuasi pasok dan mutu air. Sehingga pada kegiatan ini perlu dilakukan pemilihan benih yang unggul yaitu tahan terhadap goncangan lingkungan dan penyakit.
d). Penanaman padi. Sistim tanam yang ideal diterpkan dalam Minapadi adalah sistim tanam jajar legowo baik itu legowo 2:1 atau 4:1. Pada jajar legowo 2:1, setiap dua barisan tanam terdapat lorong selebar 40 cm, jarak antar barisan 20 cm, tetapi jarak dalam barisan lebih rapat yaitu 10 cm. Pada jajar legowo 4:1. setiap empat barisan tanam terdapat lorong selebar 40 cm, jarak antar barisan 20 cm, jarak dalam barisan tengah 20 cm, tetapi jarak dalam barisan pinggir lebih rapat yaitu 10 cm. Untuk mengatur jarak tanam digunakan caplak ukuran mata 20 cm. Pada jajar legowo 2:1 dicaplak satu arah saja, sedangkan pada jajar legowo 4:1 dicaplak kearah memanjang dan memotong.
  1. e) Penebaran Benih Ikan. Penebaran benih ikan dilakukan 30 hari setelah penanaman padi dengan tujuan untuk menghindari obat-obatan atau pupuk. Jenis ikan yang dianjurkan adalah ikan yang berwarna gelap. Penebaran benih ikan dilakukan pada sore hari secara perlahan-lahan agar ikan tidak mengalami stress akibat perubahan lingkungan. Ukuran benih yang dianjurkan 5-8 cm dengan kepadatan 5.000 ekor/ha.
f). Pemeliharaan, Lama pemeliharaan ikan pada sistem minapadi tergantung pada ukuran benih dan besarnya ikan yang akan dipanen. Selama masa pemeliharaan ikan, ketersediaan pakan alami diupayakan selalu tersedia, oleh karena itu upaya penyuburan sawah dengan pupuk organik dapat dilakukan. Selain mengandalkan pakan alami pada masa pemeliharaan ikan ini juga dilakukan pemberian pakan tambahan berupa dedak halus 250 kg/ha diberikan secara disebar pada parit, pagi/sore hari. Lama pemeliharaan ikan 70-75 hari.
Pemeliharaan padi dilakukan dengan beberapa kegiatan, diantaranya penyiangan, penyulaman tanaman padi yang mati dengan cara menyulam dari bibit yang telah disediakan dicadangkan, serta pemupukan.
g). Panen Ikan. Panen ikan dilakukan setelah mencapai umur pemeliharaan ikan untuk memudahkan panen, keluarkan air dari pelataran sawah secara berangsur-angsur hingga air tersisa pada parit. Setelah ikan berkumpul di saluran keliling/caren, selanjutnya ikan ditangkap dan dimasukkan kedalam tampungan.
Sedangkan pemanenan padi pada sistem mina padi sama seperti pemanenan pada penanaman monokultur. Permanenan padi dilakukan setelah gabah masak merata.

Dengan 5 Tips Ini, Budidaya Ikan Cupang Menjadi Mudah

Apakah kamu tertarik untuk melakukan budidaya ikan cupang? Yuk, jadiin artikel ini sebagai pedoman kamu agar proses pemeliharaan kamu menjadi mudah.
Ikan cupang merupakan salah satu ikan hias air tawar yang ditemukan di perairan negara-negara Asia Tenggara. Di alam bebas ikan cupang hidup berkelompok dengan habitat asli di rawa-rawa, sungai yang arusnya tenang dan danau.
Budidaya ikan dengan nama latin Betta sp ini tergolong murah dan mudah, karena tidak memerlukan tempat yang luas. Bahkan budidaya ikan cupang dapat dilakukan dalam skala rumahan.
Karena ikan cupang memiliki labirin seperti pada paru-paru manusia, ikan ini mampu hidup di air yang memiliki kandungan oksigen minim, sehingga ikan cupang mampu hidup dalam toples kecil yang tidak menggunakan aerator.
Terdapat dua jenis utama ikan cupang, yaitu ikan cupang hias yang dinikmati keindahan warna, bentuk dan keindahannya, serta ikan cupang adu untuk diadu. Namun, di beberapa negara, mengadu cupang merupakan tindakan ilegal
Jika kita lihat semakin hari pasaran ikan cupang semakin luas. Bahkan ikan cupang sering kita jumpai dijual di sekolah-sekolah dasar. Hal ini tentunya merupakan indikasi yang bagus dari bisnis ikan cupang.

5 Tips Budidaya Ikan Cupang

Nah, jika Anda tertarik untuk menggeluti bisnis ini, berikut adalah tips mudah budidaya ikan cupang:

Kriteria Induk yang Bagus

Langkah pertama dalam memulai budidaya ikan cupang adalah dengan memilih indukan cupang. Indukan yang baik berasal dari keturunan yang unggul dan kondisinya bugar serta bebas penyakit dan bebas cacat.
Tempatkan indukan jantan dan betina di tempat yang terpisah. Ikan cupang jantan memiliki sirip dan ekor lebar mengembang, warnanya cerah, gerakannya lincah, dan tubuhnya lebih besar.
Sementara ikan cupang betina memiliki sirip dan ekor yang pendek, warnanya kusam, gerakannya lebih lamban dan bertubuh kecil.

Pemilihan Indukan Cupang

Sebelum melakukan pemijahan, pastikan indukan jantan dan betina ikan cupang sudah dalam keadaan matang dan siap untuk dikawinkan. Indukan yang siap dikawinkan memiliki ciri-ciri sebagai berikut, untuk indukan jantan:
  1. Berumur sekitar 4-8 bulan
  2. Badan berbentuk panjang
  3. Memiliki sirip yang panjang dan warna yang menarik
  4. Gerakannya lincah dan agresif
Dan berikut adalah ciri-ciri indukan betina yang siap untuk dikawinkan:
  1. Berumur sekitar 3-4 bulan.
  2. Badan berbentuk membulat dengan bagian perut sedikit membucit.
  3. Memiliki sirip yang pendek dan warna yang kusam serta kurang menarik.
  4. Gerakannya lambat.
indukan betina
bahasikan.com

Pemijahan

Sediakan wadah berupa baskom plastik atau akuarium dengan ukuran 20 x 20 x 20 cm. Serta siapkan gelas plastik sebagai wadah ikan cupang betina.
Siapkan juga tumbuhan air sebagai tempat burayak. Langkah-langkah pemijahan adalah sebagai berikut :
  1. Isi wadah pemijahan dengan 10-15 cm air bersih. Gunakan air tanah atau air sungai yang jernih, yang sudah diendapkan terlebih dahulu setidaknya satu malam. Hindari penggunaan air PDAM, air kemasan ataupun air yang mengandung kaporit.
  2. Masukkan tanaman air ke dalam wadah dengan cukup renggang sebagai tempat berlindung burayak. Tanaman air dalam wadah yang ditempatkan terlalu rapat dapat berpotensi mengambil banyak oksigen yang terlarut dalam air.
  3. Masukkan ikan cupang yang sudah siap kawin ke dalam wadah dan biarkan selama 1 Ikan cupang jantan akan membuat gelembung-gelembung air yang nantinya akan digunakan untuk menempatkan telur yang telah dibuahi.
  4. Untuk merangsang agar ikan cupang jantan membuat gelembung, masukkan ikan cupang betina ke dalam gelas plastik yang kemudian dimasukkan ke dalam wadah akuarium tempat ikan jantan tersebut.
  5. Setelah ikan jantan membuat gelembung, masukkan ikan betina. Ikan cupang biasanya kawin sekitar jam 7-10 pagi atau jam 4-6 sore. Letakkan wadah atau akuarium di tempat yang jauh dari hilir mudik orang dan sebaiknya tutup dengan koran, karena ikan cupang tergolong sensitif saat sedang kawin.
  6. Setelah telur dibuahi, segera pindahkan ikan betina karena yang akan merawat telur yang telah dibuahi adalah ikan jantan, karena ikan betina akan memakan telur yang telah dibuahi. Ikan jantan akan memasukkan telur yang akan dibuahi ke dalam gelembung.
  7. Telur-telur tersebut akan menjadi burayak dalam waktu sekitar 3 hari. Dan selama itu tidak perlu diberi pakan karena masih terdapat nutrisi yang terbawa telur. Selama menjaga burayak ikan cupang jantan juga puasa.
  8. Setelah tiga hari, jangan memberikan pakan yang lebih banyak dari burayak karena akan menyebabkan air kotor dan menyebabkan burayak mati.
  9. Setelah dua minggu sejak telur-telur menetas, pindahkan ikan cupang jantan. Kemudian pindahkan juga burayak ke dalam wadah yang lebih besar dan berikan larva nyamuk atau kutu air yang lebih besar.
  10. Ikan sudah bisa dipilah berdasarkan jenis kelaminnya setelah 1,5 bulan. Kemudian bisa dipindahkan ke wadah pembesaran.
Pakan
Pakan yang umum diberikan kepada ikan cupang adalah kutu air, larva nyamuk, dan cacing sutera. Berikan sesering mungkin, sekitar 3-4 hari sekali.
Lebih sering, lebih baik namun diberikan sedikit-sedikit untuk menghindari penumpukan sisa pakan yang menyebabkan penyakit.

Perawatan

Meskipun ikan cupang mampu bertahan hidup dengan oksigen yang minim, namun kualitas air harus tetap dijaga, disarankan untuk memberikan aerator dan filter pembersih agar ikan dapat berkembang dengan baik.
Selain itu, tidak disarankan untuk pemeliharan lebih dari satu ikan cupang dewasa dalam satu akuarium, karena dapat menyerang satu sama lain dan merusak sirip-siripnya.

Rabu, 15 Januari 2020

Cara Gampang Budidaya Ikan Cupang

Ikan cupang merupakan salah satu ikan hias yang mudah dipelihara. Budidaya ikan cupang tidak memerlukan tempat luas dan modal yang besar. Bisa dilakukan sebagai usaha rumahan.
Ikan cupang (Betta sp.) adalah ikan air tawar dari daerah tropis. Banyak ditemukan di perairan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Di alam bebas ikan ini hidup berkelompok. Habitatnya ada di rawa-rawa, danau, dan sungai yang arusnya tenang.
Salah satu keistimewahan ikan cupang adalah daya tahannya. Sanggup hidup dalam lingkungan air minim oksigen. Bisa dipelihara dalam toples kecil tanpa menggunakan aerator. Kemampuan ini didapat karena ikan cupang memiliki rongga labirin seperti pada paru-paru manusia. Labirin tersebut bisa membuatnya bertahan pada lingkungan miskin oksigen.

Jenis ikan cupang

Dilihat dari kecamata para pehobi dikenal dua macam ikan cupang, yakni cupang hias dan cupang adu. Cupang hias dipelihara untuk dinikmati keindahan bentuk, warna dan gerakannya. Sedangkan cupang adu dipelihara untuk di adu. Perlu diketahui, di beberapa negara mengadu cupang termasuk tindakan ilegal.
Cupang hias dan cupang adu dibedakan berdasarkan bentuk dan sifat agresifitasnya. Untuk mengetahui lebih jauh silahkan lihat cupang hias vs cupang adu.
Masyarakat ilmiah mencatat lebih dari 73 spesies ikan cupang yang ada di bumi ini. Namun tidak semua dari spesies tersebut populer sebagai ikan peliharaan. Spesies ikan cupang yang beredar di pasaran kebanyakan berasal dari kelompok splendens complex, yang terdiri dari Betta splendensBetta stiktosBetta mahachaiBetta smaragdina dan Betta imbellis. Serta varian hasil silangan dari spesies-spesies tersebut. Lihat juga jenis-jenis ikan cupang.

Memilih indukan ikan cupang

Untuk memulai budidaya ikan cupang, langkah pertama yang harus disiapkan adalah mendapatkan indukan atau bibit berkualitas. Indukan yang baik sebisa mungkin berasal dari keturunan unggul, kondisinya bugar, bebas penyakit dan cacat bawaan. Simpan indukan jantan dan betina di tempat terpisah.
Sebelum pemijahan dilakukan, pastikan indukan jantan dan betina sudah masuk dalam fase matang gonad atau siap untuk dikawinkan. Adapun ciri-ciri indukan yang telah menunjukkan siap kawin adalah sebagai berikut.
Untuk cupang jantan:
  • Berumur setidaknya 4-8 bulan
  • Bentuk badan panjang
  • Siripnya panjang dan warnanya terang atraktif
  • Gerakannya agresif dan lincah
Untuk cupang betina:
  • Berumur setidaknya 3-4 bulan
  • Bentuk badan membulat, bagian perut sedikit buncit
  • Siripnya pendek dan warnanya kusam tidak menarik
  • Gerakannya lambat

Pemijahan ikan cupang

Setelah indukan jantan dan indukan betina siap untuk memijah, sediakan tempat berupa wadah dari baskom plastik atau akuarium kecil dengan ukuran 20x20x20 cm. Siapkan juga gelas plastik untuk tempat ikan cupang betina. Sediakan juga tumbuhan air seperti kayambang.
Dalam satu kali perkawinan, ikan cupang bisa menghasilkan hingga 1000 butir telur. Telur tersebut akan menetas dalam waktu 24 jam setelah pembuahan. Berdasarkan pengalaman para pembudidaya, tingkat kematian pembenihan ikan cupang cukup tinggi. Dalam satu kali kawin biasanya hanya dapat dipanen 30-50 ikan cupang hidup.
Indukan jantan bisa dikawinkan hingga 8 kali dengan interval waktu sekitar 2-3 minggu. Sedangkan indukan betina disarankan hanya dikawinkan satu kali saja. Bila dipaksakan, pada perkawinan berikutnya akan terjadi penurunan keragaman jenis kelamin. Dimana anakan ikan semakin didominasi kelamin betina.
Berikut langkah-langkah pemijahan ikan cupang:
  • Isi tempat pemijahan dengan air bersih setinggi 10-15 cm. Seabagai catatan gunakan air tanah atau air sungai yang jernih. Endapkan terelebih dahulu air yang akan dipakai setidaknya selama satu malam. Hindari penggunaan air dalam kemasan atau air PAM yang berbau kaporit.
  • Tambahkan kedalam wadah tersebut tanaman air, sebagai tempat burayak berlindung. Tapi penempatan tanaman air jangan terlalu padat. Karena tanaman air berpotensi mengambil oksigen terlarut yang ada dalam air.
  • Masukkan ikan cupang jantan yang telah siap kawin. Biarkan ikan tersebut selama satu hari dalam wadah. Ikan cupang jantan akan membuat gelembung-gelembung udara. Gunanya untuk menyimpan telur yang sudah dibuahi. Untuk memancing si jantan membuat gelembung, masukkan ikan cupang betina tetapi dipisah. Caranya, ikan betina dimasukkan dalam gelas plastik bening (bekas gelas akua) dan benamkan ke dalam aquarium dimana ikan jantan berada.
  • Setelah indukan jantan membuat gelembung, masukkan indukan betina. Waktu pemijahan ikan cupang biasanya terjadi sekitar pukul 7-10 pagi atau pukul 4-6 sore. Ikan cupang cukup sensitif ketika kawin, sebaiknya tutup wadah dengan koran atau letakkan di ruang yang terhindar dari hilir mudik orang dan suara bising.
  • Setelah terjadi pembuahan angkat segera indukan betina, karena yang bertanggung jawab membesarkan dan menjaga burayak adalah cupang jantan. Dengan mulutnya si jantan akan memunguti telur yang telah dibuahi dan meletakkannya pada gelembung-gelembung tadi. Apabila indukan betina tidak diangkat, maka telur-telur yang telah dibuahi akan dimakan si betina.
  • Setelah kurang lebih satu hari telur-telur tersebut akan menjadi burayak. Selama 3 hari kedepan burayak tidak perlu diberi pakan karena masih ada nutrisi yang terbawa dalam telur. Ikan cupang jantan juga akan berpuasa selama menjaga burayak.
  • Setelah tiga hari terhitung sejak telur menetas, berikan kutu air (moina atau daphnia). Pemberian pakan jangan lebih banyak dari burayak karena pakan akan mengotori air dan menyebabkan kematian pada burayak.
  • Indukan jantan baru diambil setelah burayak berumur 2 minggu terhitung sejak menetas. Pindahkan burayak tersebut pada wadah yang lebih besar dan berikan kutu air yang lebih besar atau larva nyamuk.
  • Setelah 1,5 bulan, ikan sudah bisa dipilah berdasarkan jenis kelaminnya. Kemudian pisahkan ikan-ikan tersebut ke wadah pembesaran.
  • Pakan ikan cupang

    Pakan favorit yang biasa diberikan pada ikan cupang adalah kutu air , cacing sutera dan larva nyamuk. Pakan sebaiknya diberikan sesering mungkin, misalnya 3-4 kali sehari. Semakin sering frekuensinya semakin baik. Lebih baik sedikit-sedikit tapi sering dari pada sekaligus banyak. Hal ini untuk mengurangi resiko penumpukan sisa pakan yang bisa mengakibatkan berkembangnya penyakit.
    Kutu air bisa didapatkan di selokan-selokan yang tergenang, atau membelinya dari toko akuarium. Kalau tidak memungkinkan, kita bisa membudidayakan kutu air sendiri. Silahkan lihat cara budidaya kutu air daphnia dan moina.

    Perawatan ikan cupang

    Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, ikan cupang relatif tahan banting. Bisa dipelihara dalam akuarium tanpa menggunakan aerator. Ikan ini tahan terhadap kondisi air yang minim oksigen. Walaupun begitu, disarankan untuk tetap menjaga kualitas air dengan memberinya aerasi dan filter pembersih. Agar ikan bisa berkembang sempurna dan selalu dalam kondisi bugar. Terutama untuk perawatan ikan kontes.
    Tidak disarankan memelihara lebih dari satu ikan cupang jantan yang telah dewasa dalam satu akuarium. Terlebih bila ukuran akuariumnya kecil dan tidak ada tempat berlindung. Ikan-ikan tersebut bisa saling menyerang satu sama lain. Akibatnya, sirip-siripnya tidak mulus dan warnanya kurang keluar.
    Khusus untuk ikan cupang aduan, kita bisa memasukkannya ke dalam toples kaca kecil. Berdasarkan beberapa pengalaman, agar ikan lebih agresif simpan di tempat yang gelap. Jangan meletakkan toples ikan secara berdekatan. Karena ikan cupang aduan akan terus dalam kondisi siap menyerang dan membenturkan dirinya ke kaca. Berikan sekat tidak tembus pandang di antara toples-toples tersebut.
    Gantilah air yang terdapat dalam wadah secara berkala. Lihat apakah ada penumpukan kotoran dan sisa pakan pada dasar wadah. Penumpukan tersebut bisa menimbulkan penyakit bahkan kematian pada ikan karena pencemaran air.
    Sumber : 
    https://alamtani.com/budidaya-ikan-cupang/

Budidaya Ikan papuyu

Sebagai ikan konsumsi Ikan papuyu memiliki banyak keunggulan, diantaranya harga mahal, mudah dipelihara bahkan di tempat-tempat yang kondisi airnya terbatas dan kualitas air yang rendah. Segala macam keunggulan tersebut menjadikan masyarakat tertarik untuk melakukan budidaya ikan papuyu ini, sehingga tidak salah ikan papuyu menjadi komoditas unggulan karena bernilai ekonomis
Sampai saat ini kendala yang dihadapi dalam usaha budidaya ikan papuyu adalah pertumbuhan ikan papuyu yang memerlukan waktu lama dan biaya pakan komersial (pellet) yang mahal, sehingga sebagian masyarakat pembudidaya masih ada keraguan untuk melakukan usaha budidaya ikan papuyu.
Oleh karena itu perlu dikaji pola pemberian pakan pada kegiatan pembesaran ikan papuyu dengan tujuan efisiensi jumlah pakan dan untuk mendapatkan informasi pola kebiasaan makan (Feeding habit) ikan papuyu . Sasaran dari kegiatan ini adalah dihasilkan ikan papuyu ukuran     35 – 100 g/ekor
Kegiatan pembesaran ini merupakan bagian dari diseminasi ikan papuyu yang dilaksanakan pada 3 lokasi pembudidaya (2 lokasi di Banjarbaru dan 1 lokasi di Kab.Tanah Laut) dengan masa pemeliharaan 8 bulan. Untuk mengetahui kebiasaan makan, maka dilakukan perlakuan pola makan yang berbeda yaitu Pagi, sore, dan sebagai kontrol adalah pemberian pakan pagi dan sore dengan masing-masing prosentase pemberian pakan sebesar 5% dar biomas
Hasil kegiatan pembesaran selama 8 bulan didapatkan Pertumbuhan Relatif Ikan mencapai 2412,37% – 2513.86%. Secara umum bahwa pertumbuhan benih ikan papuyu dalam kolam dapat mencapai kisaran pertumbuhan antara 45 – 75 g/ekor .
Kelangsungan hidup selama masa pemeliharaan mencapai   58.75 % – 65.24 %, nilai konversi makanan pada 3 pola pemberian akan 1,86 -2.09. Untuk mengetahui dominasi sex ratio pada pembesaran ini dilakukan penghitungan populasi dengan prosentase ikan papuyu jantan mencapai 36.34% – 41.94 %, hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap hasil produksi pada pembesaran ikan papuyu karena ikan papuyu jantan pertumbuhannya cenderung lambat.
Parameter kualitas air diamati setiap kali melakukan sampling untuk setiap bulannya selama masa pemeliharaan; pH = 5.54 – 5,93 , DO = 1,23 – 4,37 mg/l, sedangkan suhu = 27,00 – 28,30 oC
Kata kunci : Feeding habit, sex ratio, pertumbuhan, ikan papuyu

  1. PENDAHULUAN
    • Latar Belakang
Budidaya ikan Papuyu (Anabas testudineus) telah dikembangkan dan diminati pembudidaya ikan di Kalimantan Selatan. Peluang pasar ikan Papuyu masih terbatas di wilayah Kalimantan Selatan menjadi makanan favorit masyarakat Banjar di warung – warung hingga restoran berkelas. Ekonomisnya harga ikan Papuyu dan semakin meningkatnya permintaan pasar memacu masyarakat untuk membudidayakannya mulai dari skala rumah tangga hingga masal.
Sebagai ikan konsumsi Ikan papuyu memiliki banyak keunggulan, diantaranya harga mahal, mudah dipelihara bahkan di tempat-tempat yang kondisi airnya terbatas dan kualitas air yang rendah. Segala macam keunggulan tersebut menjadikan masyarakat tertarik untuk melakukan budidaya ikan papuyu ini. Sehingga tidak salah jika kemudian ikan papuyu menjadi komoditas unggulan karena bernilai ekonomis
Selain keunggulannya, ikan papuyu juga memiliki kelemahan, sehingga perlu di jaga kesehatannya, perlu dipacu pertumbuhannya, perlu dijaga kualitas induk dan benih agar tidak merugikan pembudidaya. Untuk itu perlu dijuga diketahui sifat, kebiasaan hidup, dan syarat hidupnya. Teknik budidayanyapun harus dikuasai dengan benar, baik pembenihannya maupun pembesarannya. Dengan begitu beberapa kelemahan dapat di atasi agar dapat meminimalisasi resiko budidayanya.
Pengembangan budidaya ikan papuyu sebagai ikan spesifik lokal merupakan rencana strategi pengembangan ikan air tawar di Provinsi Kalimantan Selatan. Dukungan usaha budidaya ikan lokal air tawar khususnya ikan Papuyu dimulai dari penyediaan benih ikan melalui kegiatan produksi di hatchery, mengingat saat ini sistem produksi ikan Papuyu secara masal sudah berhasil dikembangkan oleh Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dan telah diadopsi oleh masyarakat. Keberhasilan perbaikan sistem produksi benih ikan Papuyu tersebut telah membuka peluang yang sangat besar untuk pengembangan budidayanya karena selain didukung oleh potensi lahan yang sangat luas juga tersedianya tenaga kerja yang cukup besar bagi masyarakat
  • Tujuan dan sasaran
    • Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk :
  • Mengetahui pertumbuhan/hasil pembesaran   ikan papuyu
  • untuk mendapatkan informasi teknologi pola kebiasaan makan (Feeding habit) ikan papuyu
  • Dominasi sex Ratio ikan papuyu
    • Sasaran
Sasaran dari kegiatan ini adalah dihasilkan ikan papuyu ukuran 35 – 100 g/ekor
  • BAHAN DAN METODE
  • Bahan dan Alat
    • Bahan-bahan yang digunakan adalah benih ikan Papuyu ukuran 3 – 5 cm, pupuk,kapur, dan pakan komersial (pelet).
    • Alat yang digunakan adalah serok, pengukur  kualitas  air, penggaris, timbangan dan baskom.
  • Tempat pemeliharaan : Kolam terpal ukuran 3 X 4 X 1 m
  • Metode
    • Waktu dan Tempat
Kegiatan ini dilaksanakan sekaligus melakukan diseminasi di Desa.GT.Manggis-B.Baru, Desa.Sungai ulin, Desa.Gunung Raja- Kabuapten Tanah Laut bulan Januari – Desember 2013 dengan Waktu yang diperlukan dalam kegiatan ini 2 bulan persiapan dan koordinasi, 1 bulan pembuatan proposal, 2 bulan pemijahan dan produksi benih , 8 bulan pemeliharaan benih (Pembesaran) dan 1 bulan untuk pembuatan laporan.
  • Prosedur Pelaksanaan
Prosedur Pelaksanaan kegiatan ini meliputi :
  1. Persiapan kolam terpal
  2. Penebaran benih
  3. Pemeliharaan/pembesaran ikan di kolam terpal
  1. Persiapan Kolam Pembesaran
    • Pembesaran ikan papuyu dilakukan pada kolam terpal ukuran 3 X 4 X 1 m
    • Pengisian air ke dalam kolam terpal hingga mencapai ketinggian air 70 – 80 cm .
  • Proses persiapan kolam pendederan memerlukan waktu selama 2 – 3 hari agar kondisi periaran stabil

  1. Penebaran Benih
  • Sebelum ditebar dilakukan penimbangan berat individu benih sebanyak 1000 ekor untuk mengetahui berat awal dengan kisaran panjang benih 3 – 5 cm.
  • Penebaran benih dilakukan pada pagi hari untuk menghindari stres pada ikan akibat perbedaan suhu air. Benih ikan ditebar dengan menggunakan baskom secara perlahan dimasukkan ke dalam hapa.
  • Pemeliharaan benih dilakukan dengan padat penebaran 100 ekor/m2.
  1. Pemeliharaan ikan
  • Untuk mengetahui pertumbuhan dan kelangsungan hidup serta jumlah pakan yang diberikan untuk benih ikan Papuyu dilakukan sampling panjang dan berat benih setiap 1 bulan sekali.
  • Perlakuan yang diberikan sebaga berikut :
    • A= Pemberian pakan pada pagi hari
    • B= Pemberian pakan pada sore hari
    • C= Pemberian pakan pada pagi hari dan sore hari (kontrol)
  • Pemberian pakan sebesar 5 % dari biomassa perhari
    • Parameter yang Diamati
  1. Pertumbuhan Mutlak Individu, yang dinyatakan dalam pertambahan berat rata-rata (gr) dan pertambahan panjang baku rata-rata (cm).
  1. Pertumbuhan Relatif Berat
Pertumbumbuhan relatif berat dirumuskan sebagai persentase pertumbuhan setiap interval waktu.
Wt – Wo
H          =                                     x   100 %
Wo
Keterangan :     H  =     Kecepatan pertumbuhan relatif (%)
Wt     =      Berat akhir interval (gram)
Wo    =      Berat awal interval (gram)
  1. Kelangsungan hidup (SR)
Kelangsungan hidup ikan Papuyu selama pemeliharaan adalah merupakan persentase dari jumlah tebar sampai panen yang hidup.
Ã¥ Panen
SR =                                                     x 100 %
Ã¥ Tebar
  1. Konversi Makanan (FCR)
Konversi makanan merupakan nilai ubah dari jumlah makanan yang diberikan selama pengamatan dihitung menurut Effendi (1978), yaitu :
Konversi Makanan =               F
(Wt + D) – Wo
Keterangan :
F     = Jumlah Makanan yang diberikan (g)
W0 = Berat rerata Awal (g)
W= Berat rerata Akhir (g)
D   = Jumlah berat ikan yang mati (g)
  1. Sex rasio
Sex rasio dihitung dengan membandingkan jumlah jantan dan betina dan dibandingkan dengan jumlah total ikan yang dipelihara /panen
  1. Kualitas Air
Kualitas air yang diamati dalam kegiatan ini meliputi suhu dan pH. Dan ammonia. Pengamatan kualitas air dilakukan setiap bulan sekali.
  1. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil kegiatan didapatkan data pertumbuhan mutlak individu yang meliputi pertambahan panjang dan berat rata-rata, pertumbuhan relatif berat, kelangsungan hidup (SR), konversi pakan (FCR), dan kualitas air sebagai data penunjang serta perhitungan analisa usaha.
4.1. Pertumbuhan Mutlak Individu
Dari hasil kegiatan diperoleh data pertambahan panjang dan berat rata-rata ikan papuyu (Anabas testudineus Bloch) yang dipelihara di kolam terpal selama 8 bulan. Secara lengkap dapat dilihat pada tabel 1. di bawah ini.
Tabel 1. Pertambahan Panjang (cm) rerata Ikan Papuyu (Anabas testudineus Bloch) Selama Pemeliharaan

Pemberian PakanPanjang Awal (cm)Panjang Akhir (cm)Pertambahan Panjang
(cm)
Pagi3.3510.6307,280
Sore3.2511.1157,865
Kontrol (Pagi +sore)3.3510.7257.375

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pertumbuhan mutlak individu ikan papuyu dengan pemberian pakan pagi hari mencapai ukuran panjang akhir 10,63 cm/ekor, sedangkan pemberian pakan sore hari mencapai ukuran panjang 11.15 cm/ekor lebih besar dari pemberian sore hari yaitu sebesar 7,865 cm/ekor. Walaupun pemberian pakan sore hari memberikan hasil pertumbuhan yang lebih besar dari pemberian pakan pada pagi dan kontrol namun hasil pertumbuhan kedua perlakuan ini tidak berbeda nyata, hanya selisih 0,6 cm/ekor.
Sedangkan untuk pertumbuhan mutlak berat di dapatkan data pertumbuhan sebagai berikut :
Tabel 2. Pertambahan berat (gram) rerata Ikan Papuyu (Anabas testudineus Bloch) Selama Pemeliharaan
Pemberian PakanBerat Awal (g)Berat Akhir (g)Pertambahan Berat (g)
Pagi1.409676.61275.202
Sore1.336575.93074.594
Kontrol (Pagi +sore)1.500077.15775.657
Berdasarkan tabel di atas bisa dilihat bahwa pertambahan berat pada pemberian pakan pagi hari, sore hari dan kontrol variasi nilai pertambahan beratnya 74 – 75 g/ekor. Pola pemberian pakan tidak terlalu signifikan mempengaruhi pertumbuhan rerata 75.151 ± 0.79695 g/ekor .
Hasil ini termasuk masih rendah apabila dibandingkan dengan hasil kegiatan perekayasaan “Pembesaran Ikan Papuyu di Kolam” pada tahun 2002 yaitu dengan kisaran berat ikan papuyu antara 75 – 85 g/ekor dengan lama pemeliharaan di kolam selama 6 bulan. Hal ini diduga karena besarnya pengaruh lingkungan di lokasi jaring tancap terhadap kondisi ikan papuyu dimana kegiatan ini dimulai dari musim hujan sampai musim kemarau sehingga terjadi perubahan musim dan kualitas air pada saat musim kemarau mengalami penurunan diantaranya adalah pH dan volume air. Hal ini mengakibatkan respon ikan terhadap pakan yang diberikan menurun sehingga pertumbuhan ikan menjadi rendah. Selain itu karena kondisi benih saat tebar memerlukan waktu dalam beradaptasi terhadap lingkungan yang baru sehingga energi yang diperoleh ikan lebih banyak digunakan untuk pergerakan dan memulihkan organ tubuh yang rusak dibandingkan untuk pertumbuhan ikan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Asmawi (1986), bahwa kecepatan pertumbuhan sangat tergantung kepada jumlah makanan yang diberikan, ruang, suhu, kedalaman air, kandungan oksigen dalam air, dan parameter kualitas air lainnya. Makanan yang didapat oleh ikan terutama di manfaatkan untuk pergerakan, memulihkan organ tubuh yang rusak, setelah itu kelebihan makanan yang didapatkan digunakan untuk pertumbuhan.
4.2. Pertumbuhan Relatif Berat
Berdasarkan kegiatan diperoleh data pertumbuhan relatif berat ikan papuyu (Anabas testudineus Bloch) yang dipelihara selama 8 bulan. Secara lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3. Pertumbuhan Relatif Berat (%) Ikan Papuyu (Anabas testudineus Bloch) Selama Pemeliharaan di kolam terpal
Pemberian pakan
Pertumbuhan Relatif Berat (%)
Bulan ke-
12345678
Pagi
18.87
66.32
109.79
318.49
711.97
1601.10
2014,14
2412,37
Sore
19.02
72.20
114,14
361.97
1018,17
1840,58
2231.54
2468.67
Kontrol
19.54
73,12
113.25
357.77
1124.12
1765.75
2215.22
2513.86

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pertumbuhan relatif berat ikan papuyu dengan pemberian pakan pagi hari sebesar 2412.37 %, sedangkan pemberian pakan kontrol (pagi+sore) pertumbuhan relatif berat yang lebih besar yaitu sebesar 2513.68 %. Walaupun demikian hasil pertumbuhan ketiga perlakuan ini cukup signifikan yaitu dengan selsisih mencapai 100% . Rerata pertumbuhan relatif mencapai 2464.967 ± 50.84625 %
Peningkatan pertumbuhan relatif berat dari awal sampai akhir pemeliharaan dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Gambar 1. Pertumbuhan Relatif Berat (%) Ikan Papuyu Selama Masa Pemeliharaan
Berdasrkan gambar diketahui bahwa pertumbuhan ikan papuyu pada kedua perlakuan tidak berbeda sampai bulan Juli. Hal ini diduga karena ikan dalam proses adaptasi terhadap lingkungan yang baru sehingga pengaruh perlakuan pakan yang diberikan belum terlihat nyata terhadap pertumbuhan ikan. Perbedaan pola pertumbuhan kedua perlakuan terlihat pada bulan September sampai bulan Desember, dimana pertumbuhan ikan dengan pemberian pakan pagi dan sore hari lebih cepat dari pertumbuhan ikan dengan pemberian pakan pagi hari .
4.3. Kelangsungan Hidup (SR)
Dari hasil kegiatan diperoleh data kelangsungan hidup benih ikan papuyu selama pemeliharaan di kolam terpal . Secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.         Kelangsungan hidup (SR) rata-rata Ikan Papuyu (Anabas testudineus Bloch) Selama Pemeliharaan

Pemberan PakanJumlah Awal
(ekor)
Jumlah Akhir
(ekor)
Kelangsungan hidup (%)
Pagi2000124762,35
Sore2000117558.75
Kontrol2500163165.24


Kelangsungan hidup (SR) rata-rata pemeliharaan ikan papuyu dengan pemberian pakan kontrol (pagi+sore) B lebih tinggi sebesar 65,24 % dibandingkan SR ikan pada pemberian pakan pada pagi hari maupun sore hari.
4.4. Konversi Makanan (FCR)
Dari hasil kegiatan diperoleh data konversi makanan (FCR) yang meliputi jumlah pellet yang digunakan serta jumlah berat ikan yang dihasilkan saat panen. Secara lengkap konversi makanan (FCR) dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 5.   Konversi Pakan (FCR) Ikan Papuyu (Anabas testudineus Bloch) Selama Pemeliharaan
Pemberan PakanJumlah Total Pakan Yang Digunakan (kg)Total Berat Ikan Akhir (kg)Konversi Pakan (FCR)
Pagi255.20133,341,91
Sore247,30132,651,86
Kontrol307.70147.202.09

Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai konversi makanan pada pemeliharaan ikan papuyu pada pemberian pakan kontrol (pagi+sore) nilainya sebesar 2.09 kemudian diikuti pemberian pakanpada pagi hari dan sore hari . Pemberian pakan sore hari nilainya lebih rendah , akan tetapi selisih keduanya tidak terlalu signifikan berkisar 0.05 – 0.23
4..5. Dominasi sex rasio
Dominasi sex rasio dihitung untuk mengetahui prosentase jumlah jantan dan betina yang dapat mempengaruhi hasil panen pada akhir kegiatan
Tabel 6. Dominasi sex ratio pada pembesaran ikan papuyu
No.Jumlah Akhir /panen
(ekor)
Jumlah Jantan/♂
(ekor)
Jumlah Betina /♀
(ekor)
Prosentase jantan (%)
1.124752372441.94
2.117542774836.34
3.1631619101237.95
Prosentase ikan papuyu jantan mencapai 36.34% – 41.94 %, hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap hasil produksi pada pembesaran ikan papuyu karena ikan papuyu jantan pertumbuhannya cenderung lambat.
4.6. Kualitas Air
Hasil pengamatan kualitas air di media pemeliharaan yang meliputi suhu, pH dan DO, dan ammonia yang diukur pada pagi dan siang hari selama kegiatan pemeliharaan di kolam terpal . Secara lengkap dapat dilihat pada tabel 5. di bawah ini.
Tabel 6. Parameter Kualitas Air Selama Pemeliharaan Ikan Papuyu (Anabas testudineus Bloch)

Nilai parameterLokasi
Tirta jayaIstiqomahMakmur
pH5,936,175.54
DO4,37 mg/l1,23 mg/l2.34 mg/l
Suhu28,27 0C27,0 0C28.30 0C
Ammoniak0,09 mg/l0,03 mg/l0.07 mg/l
Sumber air : sumur tanah

Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa kisaran parameter kualitas air pada media pemeliharaan ikan papuyu masih tergolong layak dan mendukung pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan papuyu.
  1. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
  • Hasil kegiatan pembesaran selama 8 bulan didapatkan Pertumbuhan Relatif Ikan mencapai 2412,37% – 2513.86%.
  • Tetapi secara umum bahwa pertumbuhan benih ikan papuyu mencapai kisaran pertumbuhan antara 45 – 75 g/ekor .
  • Pola pemberian pakan (pagi,sore) tidak berpengaruh pada pertumbuhanikan papuyu
  • Kelangsungan hidup selama masa pemeliharaan mencapai   58.75 % – 65.24 %,
  • Nilai konversi makanan pada 3 pola pemberian akan 1,86 -2.09.
  • Prosentase ikan papuyu jantan mencapai 36.34% – 41.94 %, hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap hasil produksi pada pembesaran ikan papuyu karena ikan papuyu jantan pertumbuhannya cenderung lambat.
5.6. Saran
–    Pembesaran ikan papuyu sebaiknya dilakukan di kolam tanah / kolam semen
  • Sebagai alternatif pemanfaatan lahan,penggunaan kolam terpal untuk pembesaran bisa dijadikan pilihan meskipun belum optimal
  • Pola pemberian pakan hanya untuk mengetahui kebiasaan makan, yang terpenting adalah Nutrisi pakan yang baik akan meningkatkan pertumbuhan ikan papuyu
DAFTAR PUSTAKA


Bunasir dkk, 2004. Pengembangan Budidaya Ikan Papuyu Skala Usaha di Indonesia. Makalah dalam Pertemuan Teknis Lintas UPT Pusat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tanggal 4 – 7 Oktober 2004 di Bandung. Loka Budidaya Air Tawar Mandiangin Kalimantan Selatan. 40 halaman.
Bunasir, Rahmat Hidayat., dkk. 2013.   Ikan papuyu hasil Domestikasi . Balai Budidaya Air Tawar Mandiangin Kalimantan Selatan. 57 halaman
Effendie, Ichsan. 2002. Biologi Perikanan Yayasan Pustaka Nusantara.Yogyakarta.
Iqbal. 2007. Genetika Perikanan Kanisius Yogyakarta
Kordi, K. M. G., 2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. Rineka Cipta. Jakarta. 194 halaman.
Murdjani, M., 1999. Budidaya Ikan Bersirip di Indonesia. Makalah dalam Seminar dan Pameran Budidaya Ikan Laut di Indonesia Tanggal 26 – 27 Agustus 1999 di Jakarta. 28 halaman.
Murtidjo, Bambang. 2001. Beberapa Metode Pembenihan Ikan Air Tawar
.Kanisius. Jakarta
Pellokila N.A.Y. 2009.Biologi Reproduksi Ikan Betok ( Anabas testudineus Bloch ) di Rawa Banjiran DAS Mahakam Kalimantan Timur.
Rahmat Hidayat, dkk.,, 2009. Produksi Benih Ikan Papuyu (Anabas testudineus Bloch) dengan Sistem Penebaran Telur pada Kolam. Laporan Perekayasaan. Balai Budidaya Air Tawar Mandiangin. 27 halaman.
Widodo, dkk., 2006. Peningkatan Produksi Benih Ikan Papuyu di Kolam Permanen. Laporan Perekayasaan. Balai Budidaya Air Tawar Mandiangin. 18 halaman.


Sumber : https://bbatmandiangin.wordpress.com/category/papuyu/

Untung Besar dari Bisnis Budidaya Lobster Air Tawar

  Memiliki warna biru yang cerah disertai bentuk tubuh yang terlihat kekar dan anggun menjadikan lobster air tawar menarik dijadikan hiasan ...