I. PENDAHULUAN
Guppy merupakan salah satu jenis ikan
hias yang sangat menarik dan cantik. Corak warna-warninya yang menonjol dan
sirip ekornya yang lebar menambah kecantikan yang khas bagi ikan guppy itu
sendiri. Ikan guppy ini juga sangat mudah untuk dikembangbiakkan, sehingga
menjadikan guppy bukan hanya sekedar ikan pajangan, namun juga merupakan lahan
usaha yang produktif.
Guppy termasuk ikan yang sangat mudah
dipijahkan. Sepasang induk jantan dan induk betina yang ditempatkan di dalam
akuarium sudah dapat menghasilkan keturunan. Namun, kendala yang sering
dihadapi oleh para pembudidaya guppy ini tidak jauh berbeda dengan pembudidaya
ikan hias lainnya, yaitu terserangnya penyakit yang bisa menyebabkan kerugian
bagi petani.
Penyakit
yang menyerang ikan guppy di dalam akuarium disebabkan oleh beberapa faktor,
baik yang berasal dari luar maupun dalam akuarium. Ada beberapa faktor yang
merupakan penyebab dan cara penularan penyakit ikan dalam akuarium, diantaranya
yaitu :
1.
Faktor yang berasal dari kondidi air (kepekatan,
keracunan)
2.
Faktor yang berasal dari sinar (terlalu tajam, kurang
kuat, suhu)
3.
Faktor filter (kotoran tak tersedot, keracunan, pH, air)
4.
Faktor yang berasal dari pompa udara (O2, sirkulasi
air, suhu air)
5.
Faktor kepadatan ikan di dalam akuarium (O2,
suhu dan kotoran)
6.
Faktor tanaman dalam akuarium (O2, kotoran,
ruang gerak ikan)
7. Faktorpergantian air, sanitasi
Bila ikan di dalam
akuarium terserang penyakit, dapat dipastikan ditimbulkan oleh salah satu atau
beberapa faktor tersebut di atas. Untuk mencegah dan mengobatinya harus
bertitik tolak dari faktor-faktor penyebab tersebut.
II.
DESKRIPSI IKAN GUPPY
2.1. Sistematika
Sistematika ikan guppy menurut Dr. Herbert R. Axelord dalam Heru Susanto
adalah sebagai berikut:
Filum :
Chordata
Subfilum : Craniata
Superklass : Gnathostomata
Klass :
Osteichthyes
Subklass : Actinopterygii
Superordo : Teleostei
Ordo :
Cyprinodontoidai
Subordo : Peocillidea
Famili :
Peocillidae
Genus :
Poecillia / Lebistes
Spesies : Poecillia reticulata
2.2. Ciri-ciri Ikan Guppy
Jenis dan varietas ikan guppy setiap tahunnya bertambah.
Namun demikian warna dasar badan guppy yang asli berwarna kecoklatan, dengan
variasi warna sisik di samping badannya serupa pelangi. Bentuk sirip ekor ikan
guppy lebar, sehingga menambah kecantikan ikan guppy itu sendiri. Kalau dilihat
sekilas ikan guppy mirip burung merak yang mempunyai ekor memukau.
Tanpa sirip ekornya, guppy tidak berarti apa-apa. Karena
sirip ekor itulah yang membuat badan sebelah depannya biasa-biasa saja menjadi
lebih unik. Ikan guppy betina mempunyai ukuran tubuh 7 cm, sedangkan ikan guppy
jantan berukuran 4 cm. Untuk lebih jelasnya bentuk ikan guppy dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.
2.3. Habitat dan Penyebaran
Di alam aslinya ikan ini hidup di dua jenis perairan yang
berbeda, yaitu air payau, dan air tawar. Menurut Dr. Herber R. Axelord dalam
Bambang dan Donny, salinitas yang baik untuk guppy berkisar antara 0,5 – 1 ppt.
Ikan guppy dapat ditemukan di perairan Indonesia dengan mudah, yang lebih
dikenal dengan nama ikan seribu.
Ternyata guppy yang kelihatan kecil dan lemah berasal
dari perairan mengalir, itulah sebabnya apabila ditempatkan di akuarium ikan
ini tidak mau diam. Bila kita perhatikan dalam akuarium, ikan lebih banyak
menempati bagian permukaan air dari pada di bagian tengah dan dasar akuarium.
III.
TEKNIK PEMIJAHAN IKAN GUPPY
3.1. Pemilihan Induk
Sebelum disatukan dalam wadah pemijahan, sebaiknya calon
induk diseleksi terlebih dahulu. Ada beberapa faktor yang dapat dijadikan
sebagai petunjuk dalam memilih calon induk berkualitas, diantaranya sebagai
berikut :
1. Tubuh tidak cacat dan tidak
terdapat penyakit
2.
Gerakannyalincahdangesit
3.
Nafsumakantinggi
4.
Bagianperutcalonindukbetinamembesar
5. Panjang total tubuh induk betina
minimal 4 cm dan jantan 3,5 cm
6.
Warnatubuhdansiripcemerlangdancorakjelas
7. Tipe sirip ekor calon induk sama.
3.2. Teknik Pemijahan
Guppy dapat dipijahkan secara massal. 1 ekor guppy jantan
dapat mengawini 5-10 ekor guppy betina. Induk jantan dan betina disatukan pada
pagi hari pukul 07.30-08.00 atau sore
hari pukul 16.30-17.00, karena pada saat tersebut suhu tidak terlalu tinggi.
Induk guppy yang telah disatukan biasanya akan memijah
pada pagi hari hingga matahari terbenam. Guppy jantan akan mengejara dan mengikuti
guppy betina matang kelamin berenang. Selanjutnya induk guppy jantan akan
melakukan penetrasi dan spermanya akan dikeluarkan di dalam tubuh induk betina.
Selang waktu antara kelahiran berkisar 15- 20 hari. Satu ekor induk betina akan
menghasilkan sebanyak 25-30 ekor burayak berukuran sekitar 3,5-4 mm.
3.2. Pemeliharaan Larva
Larva ikan guppy dipelihara di dalam akuarium. Untuk
akuarium berukuran 150 cmx75 cmx75 cm dengan ketinggian air minimal 50 cm,
dapat menampung benih guppy sebanyak 3.500-4.000 ekor. Benih ikan guppy dapat
dipisahkan dari induknya pada saat guppy
telah berumur 7-10 hari. Waktu yang tepat memindahkan larva guppy yaitu pada
pagi hari pukul 07.00-09.30.
3.3. Pemberian pakan
Pakan yang diberikan kepada guppy disesuaikan dengan
umurnya. Burayak guppy yang berumur di bawah satu bulan sebaiknya diberi kutu
air. Setelah burayak berumur satu bulan, pakan yang diberikan adalah pakan yang
banyak mengandung Crude Oil. Jenis
pakan tersebut antara lain cacing sutra (Tubivex
worm). Setelah guppy berumur tiga bulan, tambahkan pakan yang banyak
mengandung Crude Fiber (serat) untuk
meningkatkan kualitas warna. Pakan alami berserat yang mudah diperoleh antara
lain larva nyamuk, cacing super, atau cacing darah (Blood worm). Semua jenis pakan yang diberikan untuk ikan guppy
secara adlibitum.
IV.
PENYAKIT DAN PENANGGULANGANNYA
4.1. Jenis-jenis Penyakit yang Menyerang Ikan Guppy
Penyakit yang menyerang ikan guppy tidak jauh berbeda
dengan ikan-ikan hias air tawar lainnya.
Penyakit yang biasa menyerang ikan guppy di akuarium adalah sebagai
berikut.
a. Penyakit sukar bernapas
Gejala awal yang timbul dari penyakit sukar bernapas ini
adalah guppy bernapas terengah-engah tidak teratur, tutup insang terbuka lebar,
dan berenang terhuyung-huyung di permukaan air.
Dapat dipastikan ikan tersebut terserang penyakit pada insang.
Bila dilihat dengan mikroskop, pada insang guppy melekat
cacing dari golongan trematoda, yaitu Dactylogyrus
sp. Cacing ini terbawa oleh pakan
guppy yang kurang higienis. Cara
pencegahan pada penyakit ini, yaitu dengan memperhatikan pemberian
pakannya. Usahakan pakan yang diberikan
sudah benar-benar bersih dan higienis.
Namun, ikan yang sudah terserang penyakit ini segera dilakukan
pengobatan. Caranya dengan merendam
guppy yang sakit kedalam larutan PK berdosis 0,5 gr / 5 liter air. Perendaman dilakukan selama 5-10 menit,
kemudian ikan dipindahkan kedalam air bersih.
Setelah itu ikan dimasukan kembali kedalam larutan PK. Pengobatan ini
terus dilakukan hingga guppy terlihat sudah bernapas normal.
b. Penyakit Parasit yang disebabkan
Oleh Serangan Lernea dan Argulus
Lernea dan
Argulus termasuk golongan penyakit ekto parasit. Lernea cyiprinacea berbentuk panjang dengan tubuh berwarna kelabu.
Bagian ujung tubuhnya terdapat dua buah sungut yang sebenarnya merupakan
kantung telur. Sementara Argulus indicus
berbentuk bulat seperti kura-kura, dengan tubuh berwarna hijau transparan.
Kedua jenis parasit ini menyerang guppy dengan menancapkan kakinya ketubuh
ikan, merusak sisik dan kulit, serta menghisap darah ikan. Ikan yang terserang
menjadi lemah hingga menemui kematian.
Lernea
dapat diatasi dengan cara menangkap ikan yang sudah terserang, lalu memotong
bagian tubuh lernea yang menjorok keluar dengan menggunakan gunting yang
tajam. Cara ini akan menyebabkan lernea
mati seketika. Sementara untuk
mengetatasi Argulus juga dengan cara menangkap ikan yang telah terserang dan
membuang satu persatu argulus dengan menggunakan pinset. Argulus yang telah
terlepas dari tubuh ikan segera dihancurkan.
Agar ikan
yang sudah selesai ditangani tersebut tidak terserang penyakit lain, sebaiknya
ikan langsung dimasukkan ke dalam wadah berisi air yang sudah diteteskan Blitz
Icth atau Tetra Medica Fungistop. Dosisnya sebanyak 1 – 2 tetes / 2 liter air.
4.2. Tabel Penyakit dan Cara Pengobatan
Selain dari penyakit yang disebut di atas, masih ada
penyakit yang umum menyerang ikan guppy. Untuk lebih jelas mengetahui penyakit
ikan guppy dan cara pengobatannya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Parasit yang sering menyerang ikan guppy
NO
|
NAMA PENYAKIT
|
PENGOBATAN DENGAN BAHAN KIMIA
|
1.
|
BintikPutih
|
·
Chloromine 1% 4 – 5 ml dilarutkan dalam air bersih 4,5
liter. Ikan-ikan yang sakit dimasukkan ke dalamnya dengan jangka waktu 25
jam.
|
2.
|
Velvet
|
·
Larutkan Methaline Blue 1% sebanyak 10 mg ke dalam 4,5
liter air bersih. Perendaman dilakukan minimal 24 jam.
·
Larutan potasium permanganate 1% sebanyak 45 ml
dicampurkan ke dalam air bersih sebanyak 4,5 liter.
|
3.
|
Trichordina
|
·
Bubuk sodium Chloride sebanyak 75 – 150 gr dilarutkan
ke dalam setiap 4 liter air bersih, lama pengobatan berkisar antara 15 – 30
menit.
·
Larutan Quinine hydrochloride berkadar 1 % sebanyak 9
ml yang dilarutkan ke dalam air bersih sebanyak 4,5 selama 12 jam. Setelah
itu diulang satu kali lagi dengan dosis yang sama.
|
4.
|
KutuIkan
|
·
Ikan direndam di dalam larutan Tetra Medica Fungistop
dengan dosis obat sebanyak 1 – 2 tetes/ 2 liter air.
|
5.
|
Lernea
|
·
Larutkan formalin dengan kadar 25 ppm. Lama perendaman
tidak lebih dari 10 menit.
|
Tabel 2. Jamur yang
sering menyerang ikan guppy
NO
|
NAMA PENYAKIT
|
PENGOBATAN DENGAN MENGUNAKAN
BAHAN KIMIA
|
1
|
Penyakitputihdimulut (Chondrococuscolumnaris)
|
Garam dapur 1% sebanyak 100gr/
liter dan dilakukan perendaman selama 15-30 menit.
|
2
|
Jamursaprolegnia
|
Larutkanacriflavine
0,001% sebanyak 100 ml dimasukankedalam air bersih. Ikan-ikan yang
sakitdimasukankedalamnyaselamabeberapaharihinggajamurrontok.
|
Tabel 3. Bakteri yang
sering menyerang ikan guppy
NAMA PENYAKIT
|
PENGOBATAN DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN KIMIA
|
|
1
|
Borokataupendarahan
|
Dapat menggunakan
anti biotik yang diberikan melalui pakan, dan dicampur dengan air.
Garam dapur 1%
sebanyak 100 gr/liter dan dilakukan perendaman selama 15-30 menit
|
2
|
Fin rot
|
Dapat digunakan
larutan PK dengan dosis 10-20 mg/liter. Rendam selama 30 menit dan dapat
diulang bila perlu.
|
4.3. Pengobatan dengan Menggunakan Bahan Alami
Kita telah mengetahui bersama, bahwa telah banyak
ditemukan obat-obatan kimia untuk mengobati ikan-ikan yang sakit. Namun, sudah
barang tentu bahan-bahan kimia tersebut akan menimbulkan efek samping di
kemudian hari. Untuk ikan hias bahan-bahan kimia tersebut tidak terlalu
berpengaruh, tetapi sebaliknya untuk ikan-ikan konsumsi.
Apabila ada bahan alami yang dapat dipakai untuk
melakukan pengobatan pada ikan yang sakit alangkah baiknya, disamping tidak
berbahaya dan harganya tidak terlalu mahal. Oleh karena itu dalam bahasan ini
akan dicoba menggunakan bahan alami untuk mengobati penyakit ikan guppy. Bahan
alami yang digunakan adalah SAMBANG DARAH (Excoecaria
cochinnensis Lour).
Sambang darah berasal dari suku Euphorbiaceae. Nama-nama
sambang darah ini berbeda-beda tergantung dari daerah. Mungkin di Indonesia
sambang darah lebih dikenal dngan nama daun remek daging, dan ki sambang.
a. UraianTumbuhan
Umumnya,
sambangdarahditanam di perkarangansebagaipagarhidupatautanamanobat,
ditanamsebagaitanamanhiasatautumbuh liar di hutan.Perdu yang
tumbuhtegakinimempunyaitinggi 0.5 – 1,5 meter, danbercabangBanyak.
Sambang darah mudah
diperbanyak dengan cara stek batang atau cangkokan.
b. SifatdanKhasiat
Sambang darah rasanya pedas, sifatnya hangat. Tumbuhan
ini berkhasiat membunuh parasit (Parasitisid), menghilangkan gatal
(Antipuritik), dan menghentikan pendarahan (Hemostatis).
c. Kandungan Kimia
Tanin, asam behenat, triterpenoid eksokarol, silosterol.
Getahnya mengandung resin dan senyawa beracun.
d. Bagian yang digunakan untuk obat dan cara pengobatannya
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah daun,
ranting, dan akarnya. Cara pengobatan dengan menggunakan sambang darah ini
yaitu dengan merendam ikan yang sakit dengan menggunakan sambang darah yang
telah dibuat ekstrak.
v Cara pembuatan ekstrak sambang
darah yaitu :
1.
Daundicucibersih
2. Daun tersebut dihaluskan dengan
tambahan air sebanya 50 ml untuk 250 gr daun sambang darah.
3. Setelah dihaluskan lalu disaring
dan diambil air
4. Air yang telah disaring tersebut
dan merupakan ekstrak dari daun sambang darah
v
Cara pengobatan
Ikan-ikan
yang sakit didipping di dalam larutan ekstrak daun sambang darah sampai ikan
tersebut sembuh. Untuk dosis pemberian ekstrak sambang darah belum diketahui
secara pasti. Namun dalam bahasan ini kita akan memberikan dosis ekstrak
sambang darah sebanyak 0.2 ml / 5 liter air. Ekstrak sambang darah diberikan
sesuai dosis setiap hari sampai ikan yang terserang penyakit benar-benar
sembuh. Namun, dosis dapat berubah apabila telah dilakukan penelitian
dengan akurat dan ditemukannya dosis yang tepat mengenai
pengobatan penyakit ikan guppy dengan menggunakan bahan alami SAMBANG DARAH.
Agar ikan
guppy yang dipelihara cepat sembuhnya, dapat digunakan ekstrak sambiloto
sebagai anti biotik, dan sebagai bahan obat untuk menolak serangan penyakit
lain. Dosis yang kita berikan sama dengan sambang darah.
DAFTAR PUSTAKA
Dalimartha.S,
2004.Atlas TumbuhanObat Indonesia Jilid
3.Puspa Swara. Jakarta.
Eka.
B dan Sitorus. P, 2003. Menghasilkan Guppy Kualitas Kontes. PenebarSwadaya.
Jakarta.
Lesmana.
S, 2003. Mencegah dan Menanggulangi Penyakit Ikan Hias. Penebar swadaya.
Jakarta.
Susanto.
H, 1990. Budidaya Ikan Guppy. Kanesius. Yogyakarta.
Tambunan
N.L. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri KesehatanIkan “Guppy
SehatProduksiMeningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan
Penyuluhan Perikanan, Bogor.
Whendrato
dan Madyana, 1988. Mengenal Ikan Hias Pemeliharaan, Penyakit dan Pengobatan.
Eka Offset. Semarang.
Sumber : Fahrur Raji. 2013. Penanganan Hama dan Penyakit pada Ikan Guppy. BPSDMKP, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar