Rabu, 10 Juli 2019

Usaha Budidaya Ikan Lele di Kolam Terpal Manfaatkan Lahan Sekitar Rumah

Ikan lele adalah yang banyak dibudi dayakan oleh masyarakat Indonesia sebagai salah satu peluang usaha dan bisnis (wirausaha) dibidang peternakan. Mengingat di Indonesia banyak sekali kuliner yang menggunakan ikan ini sebagai bahan utamanya, Maka tak heran pembudi daya ikan lele ini semakin meningkat peminatnya tahun demi tahun.
Cara membudi dayakan ikan lele di empang atau kolam beton tentunya berbeda dengan cara membudi dayakan ikan lele dengan menggunakan terpal. Dengan menggunakan terpal sebagai media budidayanya ini pastinya akan lebih hemat dan lebih mudah.
Jika Anda ingin membuka usaha budi daya ikan lele dengan menggunakan terpal, Anda dapat menyimak ulasan yang berikut ini agar tahu bagaimana cara yang melakukanya dengan baik dan benar sehingga menghasilkan panen yang berkualitas kemudian pendapatan yang menguntungkan.
Teknik Budidaya Ikan Lele di Kolam Terpal
Sebagai salah satu bentuk usaha dan bisnis yang tepat dikampung atau desa karena ketersediaan lahan yang luas, namun akhir akhir ini budidaya lele juga banyak dilakukan oleh masyarakat pinggiran kota yang memiliki lahan pas pasan disekitar rumah.

#1 Konstruksi kolam

Penggunaan kolam terpal ini pada intinya adalah untuk menekan biaya atau modal awal yang jauh lebih ekonomis dibandingkan dengan membangun kolam beton. Selain itu, sistem ini akan lebih mudah dalam konstruksinya dan bisa dilakukan bongkar pasang jika menghendaki perubahan luas atau lokasi kolamnya.
Pertama bagian dalam kolam terpal terlebih dulu dicuci sampai bersih agar untuk menghilangkan bau lem atau juga bahan kimia yang bisa merusak benih ikan. Lalu kemudian, setelah dibilas dan dipastikan bersih maka harus dikeringkan selama satu hari, lalu kolam diisi dengan air hingga kedalaman 20 cm.
Setelah kolam telah terisi air selanjutnya diamkan hingga kurang lebih satu minggu untuk proses pembentukan lumut dan juga untuk pertumbuhan fito plankton.

#2 Pemilihan Benih Unggul

Pemilihan benih lele ini pastinya harus bisa mendapatkan yang unggul dan berkualitas. Benih lele yang unggul mempunyai ciri – ciri terlihat aktif oksigenasi, gerakanya gesit dan juga agresif, ukuranya sama rata tidak jauh berbeda, dan mempunyai warna yang sedikit lebih terang.
Spesifikasi benih lele dibedakan menjadi 4 jenis diantaranya adalah:
Benih Lele Ukuran 2-3
  • Umur : 22 Hari
  • Panjang benih : + 3 Cm
  • Tinggi Tubuh : + 0,8 Cm
  • Pakan Utama : Pelet Serbuk (D-0)
Benih Lele Ukuran 3-4
  • Umur Benih lele : 35 Hari
  • Panjang benih : 5 Cm
  • Tinggi Tubuh : + 1,2 Cm
  • Pakan Utama : Pelet butiran kecil (F – 999 atau PF – 1000)
Benih Lele Ukuran 4-6
  • Umur Benih lele : 50 Hari
  • Panjang benih : 6 Cm
  • Tinggi Tubuh : + 1,3 Cm
  • Pakan Utama : Pelet butiran kecil (F – 999 atau PF – 1000)
Benih Lele Ukuran 5-7
  • Umur Benih lele : 60 Hari
  • Panjang benih : 7 Cm
  • Tinggi Tubuh : + 1,5 Cm
  • Pakan Utama : Pelet butiran kecil (F – 999 atau PF – 1000)
Untuk harga benih lele dengan ukuran di atas berkisar antara Rp 50,- hingga Rp 200,- per ekor tergantung dari banyaknya jumlah pembelian. Untuk ukuran kolam 5 m x 2 m atau 10 m2 seperti keterangan di atas dpt menampung  benih sebanyak 1000 s/d 1200 ekor, karena kisaran tebar yg ideal utk lele adalah 100 s/d 120 ekor/m2.

#3 Pengaturan Kualitas air

Air kolam lama kelamaan akan berkurang dikarena proses penguapan untuk itu perlu tambahkan air hingga tingkat air kembali sampai posisi normal.
Tingkat air 20 cm untuk bulan pertama, lalu 40 cm di bulan kedua, dan juga 80 cm pada bulan ketiga.
Warna air yang baik untuk ikan lele adalah yang berwarna hijau yang menunjukkan bahwa telah banyak micro organisme alami serta plankton sehingga kualitas air ini yang paling baik untuk ikan lele. Perlu Anda ketahui, ikan Lele tidak menyukai air jernih. Dan air akan berubah merah saat ikan sudah dewasa dan siap panen.

#4 Pemberian Pakan

Tambahkan probiotik kedalam air sesuai dengan dosis pada kemasan produk atau melalui pakan. Cara ternak lele dengan menunakan probiotik bertujuan mempercepat pertumbuhan benih, mengurangi jumlah konsumsi pakan, serta menurunkan tingkat kematian lele.
Berikan pakan pelet dengan kandungan protein 30 – 32% sebanyak 3 – 4% dari berat lele dengan frekuensi pemberian sebanyak 3 kali sehari. Berikan pakan sedikit demi sedikit dengan intensitas yang terukur.
Pemberian pakan diberikan 5 hingga 6 kali setiap hari, pemberian pakan diberi jarak sekitar 2 sampai dengan 3 jam, pemberian pakan pertama dimulai pada jam 9 pagi, sebaiknya hindari memberi pakan sebelum jam 9 pagi, karena jika terlalu pagi permukaan kolam yg masih tercemar sehingga tidak baik untuk ikan lele.
Pemberian pakan pada ternak lele jika berlebihan akan menyebabkan pertumbuhan lele menjadi buncit, bahkan pecah dikarenakan sifat alami lele yang sangat rakus.

#5 Masa Panen Lele

Ukuran ikan lele konsumsi berkisar antara 7 sampai 10 ekor isi untuk perkilonya. Pada segmen pembesaran ikan lele biasnya menggunakan benih ukuran 5-6, 7-8 atau 9-10 cm, tetapi pada kenyataanya banyak yang menggunakan ukuran 5-6 karena untuk ukuran 7-8 dan 9-10 susah mendapatkannya hal ini disebabkan semakin tingginya permintaan benih lele.
Dari benih dengan ukuran 5-7 memerlukan waktu 50 sampai 60 hari hingga dapat di panen, bahkan masa panen bisa dipercepat lagi dgn lebih sering memberikan pakan yang optimal setiap harinya.
Untuk harga ikan lele memang tidak ada standart pastinya karena tergantung dari stok dan akan berbeda untuk setiap daerahnya. Yang lebih menggiurkan adalah didaerah Nabire papua, harga ikan lele siap panen bisa mencapai Rp 60 ribu perkilonya yang mana harga ini termasuk 3x lipat dari pasaran di pulau jawa.
Sumber : Faruq, Izna. didownload pada laman https://centrausaha.com/budidaya-ikan-lele-kolam-terpal/

Budidaya Ikan Nila di Lahan Sempit Sekitar Rumah Dengan Cara Mudah

Cara budidaya atau ternak ikan nila dengan memanfaatkan lahan sekitar rumah yang sempit membutuhkan kreatifitas anda dalam menerapkannya sehingga jika dapat dilakukan dengan baik, maka bisa menjadi peluang usaha yang cukup menguntungkan.
Ingin budidaya ikan sudah tentu medianya adalah kolam, mungkin anda masih bertanya tanya bagaimana bisa membuat media ternak sedangkan ketersediaan lahan yang begitu minim.
Saat ini orang orang sudah semakin cerdas dengan memaksimalkan keadaan yang ada agar bisa lebih efektif dengan cara paling efisien, salah satunya adalah dengan membuat kolam ikan dilahan yang sempit namun bisa menghasilkan.


Potensi budidaya (ternak) ikan nila sangat menjanjikan untuk diterjuni
Selain nilai gizi serta beragam manfaatnya untuk konsumsi, ikan nila juga memiliki poin penting di sektor ekonomi sebagai peluang usaha ternak yang sangat menjanjikan.
Potensi dan kelebihan budidaya ikan nila
  • Memiki daya tahan cukup tinggi terhadap perubahan lingkungan
  • Cukup mudah beradaptasi
  • Bersifat Omnivora dan pertumbuhan terbilang cepat
  • Tahan dan kebal dari serangan penyakit dan virus
  • Berkembang biak dengan cepat
Lantas bagaimana untuk menerapkan budidaya ikan nila hitam atau merah dengan memanfaatkan lokasi yang relative sempit seperti sekitar rumah.
Sebenarnya yang paling utama adalah bisa memperoleh akses sumber air mengalir yang layak sebagai media budidaya misalkan sungai dengan aliran air bebas limbah sehingga cukup aman untuk keberlangsungan bibit ikan nantinya.
Metode paling tepat ternak ikan nila di lokasi yang sempit
Untuk dapat memulai budidaya ikan nila di area sekitar rumah yang sempit maka salah satu pilihannya adalah dengan menerapkan kolam terpal.
Kenapa kolam terpal? Ya, karena dengan menggunakan terpal anda tidak perlu mempersiapkan lahan yang terlalu luas selain itu juga tidak perlu menggali tanah terlalu dalam.
Kelebihan lainnya dengan memakai terpal anda tidak perlu terlalu sering memasok air ke kolam tersebut selama tidak ada indikasi bocor. Jadi secara garis besar menerapkan kolam terpal akan lebih hemat modal yang harus anda keluarkan.

Mempersiapkan kolam terpal

Membuat kolam terpal
Pertama-tama yang harus anda lakukan adalah mempersiapkan kolam. Kolam harus dibuat dengan kedalaman kurang lebih 50-75 cm agar memberikan ruang yang cukup untuk ikan nila berkembang biak dengan sempurna.

Konstruksi kolam terpal

Jika kedalam kolam sudah mencapai 50 cm, maka anda harus memadatkan dasar kolam dan dipinggir kolam dibuat tanggul dan diperkuat dengan batu bata atau batako.
Dasar kolam juga bisa diberi batu bata agar dasar menjadi rata dan keras. Setelah itu diberi sekam yang merata dan barulah terpal bisa dipasang.
Cara ini mirip pembuatan tambak didaerah pantai untuk mencegah kehilangan air. Setelah terpal terpasang, pastikan terpal terkunci dengan baik dipinggi pinggir kolam.
Untuk memastikan agar ujung ujung terpal terkunci, beri batako atau batubata diatas pinggiran terpal agar terpal tidak mudah berubah kedudukannya bentuk yang bisa menyebabkan kebocoran air.
Setelah semua terpasang dengan baik, isi kolam dengan air. Hal ini juga sekalian untuk memeriksa apakah ada yang bocor atau tidak setelah di isi air, lalu kolam dikeringkan lagi untuk tahap persiapan berikutnya.

Penebaran bibit ikan nila serta perawatannya

Berikutnya adalah mempersiapkan bibit atau pembenihan sesuai dengan kapasitas kolam yang telah dibuat.
  • Benih ikan nila bisa dibeli dari toko benih ikan atau dari dinas perikanan
  • Benih yang bagus berukuran 5-10 cm dan pilih benih yang sehat dengan cara melihat keaktifan mereka bergerak
Setelah kolam dikeringkan kembali jangan lupa untuk memeriksa sistem pengisian serta sistem pembuangan air dan perkuat pinggiran kolam.
Taburkan lapisan dasar kolam dengan kapur sebanyak 25 gram – 1kg/m2 dan juga diberikan pupuk kandang dengan ukuran ½ KG/m2 barulah kolam kembali di isi dengan air.
Biarkan atau endapkan air tergenang selama 5-7 hari sampa tumbuh plankton sebelum bibit ikan nila disebar. Sesuai petunjuk cara ternak ikan nila adalah sebaiknya menentukan bibit yang dipilih tampak sehat dan aktif serta tidak terserang virus maupun bakteri.
Setelah memasuki 5-7 hari air kolam yang diendapkan maka anakan nila sudah bisa disebar dengan kapasitas 5-10 ekor/m2. Agar bibit ikan nila dapat tumbuh dengan cepat dan sehat maka dibutuhkan suplai pakan yang baik.
Pakan nila yang baik biasanya adalah pelet ikan dengan komposisi  protein 20% – 30%, Lemak 70% dan karbohidrat 70% serta daun-daunan.
Cukup mudah mudah bukan?, yang paling penting anda rajin memberi makan setiap hari jangan sampai terlewatkan dan ikan nila bisa dipanen setelah masa 6 bulan.
Pada saat umur 6 bulan dengan suplai pakan yang cukup, ukuran ikan nila sudah layak konsumsi dengan berat antara 400gram – 600 gram.
Apabila anda ingin mencari atau membuat indukan sendiri, maka pilihlah dari beberapa ikan nila jantan dan betina yang sehat kemudian pisahkan kedalam kolam khusus pembiakan.
Permintaan pasar terhadap ikan nila konsumsi cukup besar sehingga ini merupakan peluang bisnis wirausaha yang sangat potensial, menjanjikan dan menguntungkan untuk dijalani, bahkan hanya dengan memanfaatkan lahan sekitar rumah yang sempit menggunakan kolam terpal.

Penyakit yang sering menyerang ikan nila dan cara penanganannya

Untuk keberlangsungan usaha budidaya ikan nila anda maka sebaiknya juga mampu mengatasi atau mengantisipasi segala ancaman yang bisa datang kapan saja diantaranya ialah:
  • Ikan nila stress – Hal ini seringkali di akibatkan oleh air kolam yang tidak pernah di ganti sehingga mengakibatkan stress dan cara menanganinya ialah dengan menganti air secara berkala atau membuat sirkulasi yang baik.
  • Kurang nafasu makan – Cenderung disebabkan karena kurangnya pemberian vitamin pada ikan yang menyebab kan ikan kurang nafsu makan cara penanganannya yaitu dengan pemberian POC NASA dan HARMONIK
  • Terserang parasit – Hal ini karena zat asam yang terlalau berlebihan pada air sehingga menyebabkan ikan rentan terserang penyakit, kemudian cara penagganannya ialah dengan memisahkan ikan yang terserang penyakit pada kolam lain.
Penyakit pada ikan nila terjadi jika ikan (inang), hidup dalam lingkungan perairan yang kurang sesuai untuk kehidupan ikan, tetapi mendukung patogen untuk memperbanyak diri atau berkembang biak.
Ini akan menyebabkan perubahan secara patofisiologi pada organ-organ tubuh ikan. Timbulnya serangan penyakit ikan di kolam merupakan hasil interaksi yang tidak serasi antara ikan, kondisi lingkungan dan organisme penyakit.
Interaksi yang tidak serasi ini telah menyebabkan stress pada ikan, sehingga mekanisme pertahanan diri yang dimilikinya menjadi lemah dan akhirnya mudah diserang oleh penyakit.
Melakukan tindakan pencegahan terjadinya serangan penyakit pada ikan nila jauh lebih baik daripada mengobati. Dengan melakukan pencegahan setidaknya serangan penyakit ikan nila dapat ditekan seminim mungkin. Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya serangan berbagai jenis penyakit pada ikan nila :
  • Pembersihan dan pengeringan dasar kolam setiap selesai panen
  • Penggunaan bibit ikan yang sehat dan bebas penyakit
  • Menghindari penebaran bibit ikan terlalu padat (melebihi kapasitas kolam)
  • Menggunakan sistem pengairan secara paralel untuk mencegah penularan dan penyebaran penyakit
  • Memelihara ikan nila dengan baik dan benar
  • Pakan diberikan dalam jumlah yang cukup dan tidak berlebihan, sisa-sisa pakan akan mengendap didasar kolam dan menimbulkan pencemaran bau busuk pada air kolam. Hal ini dapat memicu pertumbuhan jamur dan organisme parasit penyebab penyakit pada ikan nila
  • Mengganti air kolam secara teratur.
Selain dari beberapa organisme yang menjadi penyabab penyakit pada ikan nila diatas, timbulnya beragam penyakit juga dapat disebabkan oleh kualitas air yang kurang terjaga dengan baik.
Kotoran dan limbah yang mengendap pada didasar kolam juga dapat memicu keracunan pada ikan. Kemudian sisa sisa pakan serta pembusukan material organik di dasar kolam secara kimia akan menimbulkan H2S yaitu gas yang sering meracuni ikan.
Sumber : Faruq, izna. didownload pada laman https://centrausaha.com/budidaya-ikan-nila-kolam-terpal/

Startup Membangun Jejaring Bisnis Akuakultur

Akuakultur digital cukup seksi di mata investor karena terkait keamanan pangan.
 
Bisnis perikanan budidaya memang menggiurkan. Udang saja misalnya, nilai perdagangan dunia mencapai US$24,47 miliar pada 2017, naik dari tahun sebelumnya yang US$20,15 miliar.
 
Terlebih, suplai udang masih kurang dibandingkan kebutuhan. Udang juga menjadi primadona ekspor Indonesia. Namun, tidak semua orang bisa terjun dalam usaha akuakultur, salah satunya karena informasi yang terbatas. Berawal dari keterbatasan informasi, lahirlah Minapoli. Apakah itu?
 
 
Jejaring Informasi dan Bisnis
 
Menurut Rully Setya Purnama, CEO & Founder Minapoli, “pendatang baru” dalam bidang usaha perikanan cukup sulit karena harus mengetahui jejaringnya lebih dulu mulai dari pemasok input budidaya, pendanaan, hingga pasar.
 
“Jadi ada masalah informasi di situ, terkait produk, event (pameran) perikanan, jasa, SDM (sumber daya manusia), segala macam info perikanan. Kalau kopi, gampang, masuk Tokopedia ada. Tapi kalau perikanan, susah. Belum masalah pendanaan. Makanya kita bikin namanya Minapoli market plus, jadi market place yang plus-plus,” urainya kepada AGRINA.
 
Minapoli merupakan startup agribisnis yang menyediakan jejaring informasi dan bisnis akuakultur. Perusahaan rintisan ini mengadopsi konsep minapolitan yang diperkenalkan Fadel Muhammad, Menteri Kelautan dan Perikanan 2009-2011.
 
“Jadi, bikin konsep pembangunan kawasan perikanan terintegrasi dengan prinsip efisiensi, berkualitas, dan akselerasi. Cuma, minapolitan susah diimplementasikan dalam dunia nyata, tapi konsepnya bagus, terintegrasi dalam satu kawasan. Ini konsep yang sama tapi kita eksekusi secara digital atau online. Minapolitan versi online karena itu lebih memungkinkan,” ulas Rully.
 
Tidak seperti membangun kawasan minapolitan yang harus memikirkan ketersediaan air hingga masalah limbah, konsep minapolitan digital yang diusung Minapoli mengutamakan pertemuan pada pelaku usaha perikanan budidaya dari hulu ke hilir.
 
“Mina itu ikan, poli itu banyak. Artinya, banyak ikan. Banyak pelaku perikanan, banyak ikan yang diproduksi, dan banyak ikan yang dikonsumsi. Kita teknologi nggak canggih-canggih amat tapi kita membuat orang saling terhubung. Kita harapkan ada sinergi dan kolaborasi,” terang Sarjana Perikanan lulusan IPB ini. 
 
Ide Minapoli muncul tepatnya pada 2013 ketika Rully kesulitan mencari penjual planktonet untuk pembenihan ikan. Saat itu ia bekerja di usaha budidaya kakap putih milik Indomarind.
 
“Awalnya mau bikin semacam direktori, yellow pages-nya perikanan, karena waktu itu susah banget. Saya bener buka yellow pages untuk kebutuhan perikanan,” terang pria yang sempat bekerja dan menimba ilmu di eFishery itu. Minapoli pun resmi diliris November lalu pada acara Aquatica Asia & IndoAqua 2018 di Jakarta. 
 
 
Tiga Spesifikasi 
 
Minapoli memiliki tiga spesifikasi fasilitas yang ditawarkan, yaitu eventmina, infomina, dan pasarmina. Eventmina berisi informasi seputar acara dan pameran perikanan nasional hingga internasional. “Mau publikasi event, ya masukin saja ke sini (Minapoli), itu bisa nge-link ke website,” imbuh dia.
 
Infomina untuk berbagi informasi perikanan dari berbagai sumber terpercaya, seperti media massa. Minapoli juga memfasilitasi universitas yang ingin merilis artikel seputar perikanan. 
 
Sementara, pasarmina merupakan marketplace yang menghadirkan informasi sarana dan prasarana produksi, mulai dari alat perikanan seperti auto feeder (pelontar pakan otomatis) dan keramba jaring apung, pakan ikan dan imbuhan pakan, jasa konsultasi, hingga produk hilir, seperti makanan olahan. “
 
Kita ibaratnya menjadi direktori karena saat ini kita belum melakukan transaksi, lebih ke direktori. Orang bisa cari supplier tapi listing (daftar) ini khusus brand owner (pemilik merek) bukan reseller (pedagang pengecer),” katanya. 

PERKUAT KOMITMEN BERANTAS ILLEGAL FISHING, KKP GALANG DUKUNGAN GLOBAL

Pemerintah terus mendorong upaya mewujudkan misi Pembangunan Nasional 2015-2019 yaitu menjadi Poros Maritim Dunia yang merupakan salah satu amanat Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Diperlukan sebuah aksi nyata untuk mewujudkan visi Laut Masa Depan Bangsa tersebut. Salah satunya adalah dengan terus memperkuat komitmen dalam memberantas Illegal Unreported and Unregulated (IUU) Fishing dari perairan Indonesia. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan dukungan seluruh pemangku kepentingan bekerja keras memberantas IUU Fishing di perairan Indonesia, salah satunya dengan memajukan tata kelola perikanan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
            Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyadari, memerangi IUU Fishing yang kini dilakukan di Indonesia juga membutuhkan dukungan secara global sehingga lebih efektif menghilangkan segala bentuk pencurian ikan dan kejahatan perikanan lainnya dari perairan Indonesia. Apalagi kejahatan di sektor kelautan dan perikanan adalah sebuah kejahatan yang saling berkaitan dengan kejahatan lain dan bersifat lintas negara (transnasional). “Kami berterima kasih karena menerima dukungan dan tanggapan positif dari berbagai masyarakat internasional. Saya harap dapat melanjutkan kerja sama ini dalam rangka melawan kejahatan perikanan secara global dengan efektif,” ujar Susi dalam sambutannya di acara The 1st Regional Workshop on IUU Fishing and Sustainable Fisheries Exercise di Manado, Selasa (1/12).
            Menurut Susi, kejahatan perikanan ini sangat merugikan Indonesia karena tidak hanya menghabiskan sumber daya alam di lautan, tetapi juga berkontribusi memberikan kerugian secara ekonomi hingga 20 miliar dolar per tahun. Aktivitas tersebut juga membuat ancaman bagi 65 persen dari terumbu karang, 85 persen stok ikan di global dan nelayan skala kecil. IUU Fishing  juga diduga terkait dengan kejahatan HAM,  seperti perdagangan manusia dan perbudakan, pencucian uang, korupsi, penipuan pajak lainnya. Sebab itu, memerangi kegiatan IUU Fishing adalah sebuh keharusan. Pembentukan Satuan Tugas (Satgas) pemberantasan IUU Fishing yang diputuskan oleh Presiden RI pada tanggal 19 Oktober 2015 menjadi tonggak pemberantasan penangkapan ikan secara ilegal di Indonesia.
Selain itu, KKP menggagas penyelenggaraan The 1st Regional Workshop on IUU Fishing and Sustainable Fisheries Exercise di Manado sebagai forum berbagi informasi dan pengalaman serta menimba pengetahuan mengenai IUU Fishing dan kejahatan perikanan terkait dari berbagai narasumber ahli, seperti FAO, ILO UNODC dan Kementerian Koordinator Kemaritiman, Satgas Pemberantasan Illegal Fishing serta TNI Angkatan Laut. Susi berharap lokakarya ini dapat menyebarluaskan informasi terkini tentang situasi saat ini, kemajuan dan tantangan perikanan berkelanjutan serta memberikan saran tentang jalan ke depan mengenai kolaborasi di antara negara-negara di kawasan tersebut. “Supaya negara-negara di kawasan itu memiliki upaya bersama memerangi IUU Fishing dan memiliki pemahaman bahwa IUU Fishing adalah transnasional kejahatan terorganisir,” ujarnya.
Usai kegiatan workshop, juga dilakukan penandatanganan Joint Communique kerja sama memerangi IUU Fishing dan memajukan tata kelola berkelanjutan antara KKP dengan Kementerian Perikanan Papua Nugini yang disaksikan perwakilan negara-negara sahabat, seperti Selandia Baru, Australia, negara anggota CT6, Brunei Darussalam dan negara peserta kerja sama RPOA IUU. Sekretaris Jenderal (Sekjen) KKP, Sjarief Widjaja mengatakan pihaknya juga akan terus berupaya di masa mendatang agar kerja sama serupa akan terjadi dengan negara CTI-CFF lainnya.
Seperti diketahui bahwa Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries and Food Security (CTI-CFF) adalah kemitraan multilateral enam negara yang terdiri dari Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon, dan Timor Leste yang dibentuk pada tahun 2007 untuk mengatasi ancaman mendesak yang dihadapi sumber daya pesisir dan laut yang sangat beragam dan kaya secara biologis dan ekologis di muka bumi, di mana wilayah Coral Triangle disebut “Amazon of the Sea”.“Kami berharap bahwa hari ini lokakarya akan menghasilkan komitmen kuat dalam memerangi IUU Fishing,” ujarnya.
Pada saat yang bersamaan juga akan dilakukan peresmian Gedung Coral Triangle Information and Learning Center oleh Menteri Kelautan dan Perikanan. Gedung ini dibangun oleh pemerintah Indonesia sebagai kontribusi nyata untuk mendukungCoral Triangle Initiative ini akan menjadi pusat operasi untuk mencapai tujuan CTI-CFF dan basis operasi dan kegiatan terkait dalam upaya pelestarian terumbu karang, pantai dan sumber daya laut di wilayah Coral Triangle. Selajutnya di tanggal 2-3 Desember 2015 dilakukan rangkaian kegiatan The 11th CTI-CFF Senior Officials Meeting (SOM). Adapun jumlah peserta yang hadir di acara ini sekitar 100 orang dari negara anggota CTI-CFF, perwakilan negara yang diundang, dan organisasi mitra lainnya baik internasional dan nasional serta wartawan.
Sumber: Siaran Pers KKP Nomor : 085/SJ.6/HM.310/XI/2015 yang dilihat dan didownload pada http://kkp.go.id/index.php/pers/perkuat-komitmen-berantas-illegal-fishing-kkp-galang-dukungan-global/

PERAN DAN FUNGSI KELOMPOK

PERAN DAN FUNGSI KELOMPOK



Peran Kelompok
Sebuah kelembagaan kelompok pelaku utama bidang kelautan dan perikanan dapat memiliki peranan antara lain sebagai berikut :                                                      
1)    Sebagai  media komunikasi dan pergaulan sosial  yang wajar, lestari  dan dinamis.
2)    Sebagai basis untuk mencapai pembaharuan secara merata.
3)    Sebagai pemersatu aspirasi yang murni dan sehat.         
4)    Sebagai wadah yang efektif dan efisien untuk belajar serta bekerja sama.
5)    Sebagai teladan bagi masyarakat lainnya.

Fungsi Kelompok
Untuk dapat mewujudkan peranan tersebut maka kelompok seharusnya dapat berfungsi antara lain sebagai: (1) Kelas  belajar; (2) Wadah kerja  sama; (3) Unit  produksi; (4) Organisasi  kegiatan  bersama; dan (5) Kesatuan  swadaya  dan  swadana.
1)    Kelompok  Sebagai  Kelas  Belajar
Sebagai kelas belajar, kelompok merupakan media interaksi belajar antar pelaku utama. Mereka dapat melakukan proses interaksi edukatif dalam rangka mengadopsi inovasi. Mereka dapat saling Asah, Asih dan Asuh dalam menyerap suatu informasi dari fasilitator, mediator, pemandu, pendamping, penyuluh dan pihak lain. Mereka akan dapat mengambil kesepakatan tindakan bersama apa yang akan diambil dari hasil belajar tersebut. Dengan demikian proses kemandirian kelompok akan dapat dicapai. Di dalam kelompok sebagai kelas belajar para pelaku utama akan dapat melakukan komunikasi multi dimensional. Mereka dapat mempertukarkan pengalaman masing-masing, sehingga akan membuat pelaku utama semakin dewasa untuk dapat keluar dari masalahnya sendiri, tanpa adanya ketergantungan pada petugas (pendamping, penyuluh dan lain-lain).
2)    Kelompok  Sebagai  Wadah Kerja  Sama
Sebagai wadah kerja  sama, kelompok pelaku utama merupakan cerminan dari keberadaan suatu wadah kerjasama.
3)    Kelompok Sebagai Unit Produksi
Kelompok pelaku utama sebagai unit produksi, erat hubungan dengan wadah kerja sama misalnya kelompok pembudidaya ikan. Dengan melaksanakan kegiatan budidaya secara bersama–sama dapat dicapai efisiensi yang lebih tinggi misalnya, dalam pengadaan sarana produksi, perkreditan, dan pemasaran hasil.
Oleh karena itu dengan fungsi kelompok sebagai unit produksi akan dapat dicapai skala ekonomis usaha yang dapat memberikan keuntungan yang lebih besar kepada para pelaku utama.
4)    Kelompok Sebagai  Organisasi Kegiatan Bersama
Dengan berkelompok maka pelaku utama akan belajar mengorganisasi kegiatan bersama-sama, yaitu membagi pekerjaan dan mengkoordinisasi pekerjaan dengan mengikuti tata tertib sebagai hasil kesepakatan mereka. Mereka belajar membagi peranan dan melakukan peranan tersebut. Mereka belajar bertindak atas nama kelompok yang kompak, yaitu setiap anggota merasa memiliki commitment terhadap kelompoknya. Mereka merasa "In Group" yaitu mengembangkan "ke-kitaan bukan  ke-kamian". Dengan demikian akan merasa bangga sebagai suatu kelompok yang terorganisasi secara baik, dibandingkan berbuat sendiri-sendiri.
5)    Kelompok Sebagai Kasatuan Swadaya dan Swadana                    
Kelompok pelaku utama adalah kumpulan pelaku utama yang mempunyai hubungan atau interaksi yang nyata, mempunyai daya tahan dan struktur tertentu, berpartisipasi bersama dalam suatu kegiatan. Hal ini tidak  akan dapat terwujud tanpa adanya kesatuan kelompok tersebut.

Pelaku utama diharapkan dapat  mandiri dalam arti mampu merumuskan masalah, mengambil keputusan, merencanakan, melaksanakan kegiatan dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Tumbuhnya kemandirian tersebut diharapkan dapat dilakukan melalui kelompok. 

Sumber : http://komunitaspenyuluhperikanan.blogspot.com/2014/01/peran-dan-fungsi-kelompok.html

Rabu, 03 Juli 2019

PENUMBUHAN KELEMBAGAAN KELOMPOK PELAKU UTAMA PERIKANAN

PENUMBUHAN KELEMBAGAAN KELOMPOK PELAKU UTAMA PERIKANAN


UNSUR-UNSUR YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENUMBUHKEMBANGAN KELEMBAGAAN KELOMPOK
a.    Adanya saling mengenal dengan baik antara sesama anggotanya, akrab, dan saling percaya mempercayai.
b.    Mempunyai pandangan dan kepentingan yang sama dalam berusaha
c.    Memiliki kesamaan dalam hal: tradisi/kebiasaan, pemukiman, jenis usaha, hamaparan, jenis alat tangkap/kapal,
d.    keanggotaan setiap kelompok berkisar 10-25 orang.
e.    Memiliki motivasi untuk berkembang

DASAR PENGELOMPOKAN KELEMBAGAAN PELAKU UTAMA
1.    Kelembagaan Pelaku Utama berdasarkan
a)    Segmen (pembenihan, pendederan, pembesaran, saprokan, pemasaran, pengolah, penangkapan dll)
b)   Usaha pada komoditas utama yang sama
2.    Kelembagaan pelaku utama diarahkan menjadi asosiasi perikanan (ASOKAN)
Pengelompokan dapat didasarkan pula kepada:
a)    Jenis alat /usaha atau RTP (Rumah Tangga Perikanan) atau RTBP (Rumah Tangga Buruh Perikanan)
b)   Peranan anggota kelembagaan didalam  RTP (apakah sebagai juragan, penggarap, buruh) yang pada prinsipnya berperan sebagai decision maker (penentu).
c)    Lokasi atau sosiometri (anggota kelembagaan bebas memilih kontak nelayan/pembudidaya ikan/pengolah, atau berdararkan hubungan sejarah/famili)
d)    Status anggota kelembagaan di dalam lingkungan keluarganya (Bapak, Ibu, anak, Pemuda, wanita)
LANGKAH-LANGKAH PENUMBUHAN KELOMPOK
Kelompok dapat terbentuk dengan sendirinya (tanpa bantuan pihak luar) dan dapat pula terbentuk dengan bantuan pihak luar, sehingga agar pelaku utama dapat membentuk kelompok, perlu adanya rangsang dan motivasi, antara lain dengan cara-cara berikut :                                                
1)    Memberikan penerangan mengenai keuntungan membentuk kelompok, melalui ceramah, diskusi, tanya-jawab, pemutaran film/slide, siaran televisi, penyebaran brosur/leaflet dan lain-lain.
2)    Mengajak para pelaku utama untuk mengunjungi kelompok-kelompok lain yang sudah berhasil.
Dalam pelaksanaan penumbuhan kelompok, dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1.    Identifikasi potensi.
Petugas/tenaga pendamping mengamati dan meneliti apakah ada pelaku utama dan pelaku usaha bidang  perikanan yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi suatu kelembagaan kelompok pelaku utama antara lain:
a)    Keberhasilan kegiatan  usahanya dalam beberapa musim atau tahun.
b)   Sering atau berani mencoba sesuatu teknologi baru.
c)    Hubungan dengan aparat desa,  Instansi/Dinas, lembaga lain, tokoh masyarakat, Penyuluh atau  pembina lainnya, cukup baik untuk berkonsultasi atau dalam rangka mencari sesuatu informasi yang berhubungan dengan  pembangunan perikanan.
d)    Mau dan mampu melaksanakan serta mengembangkan program Pemerintah.
2.    Pelaksanaan  penumbuhan:
a)    Koordinasi dengan pemerintah setempat, tokoh masyarakat dan kontak pelaku utama  yang ada wilayah kerja penyuluhan untuk terlaksananya pertemuan para pelaku utama.
b)   Musyawarah penumbuhan kelembagaan kelompok pelaku utama
c)    Pengukuhan kelembagaan kelompok pelaku utama
Penumbuhan kelembagaan pelaku utama sebagai wahana kerjasama antara anggota kelompok dan antara kelompok dengan pihak lain:
a)    menciptakan suasana saling kenal, saling percaya mempercayai dan selalu berkeinginan untuk berkejasama dalam bisnis perikanan.
b)   menciptakan suasana keterbukaan dalam menyatakan pendapat dan pandangan-pandangan di antara anggota untuk mencapai tujuan bersama dalam kegiatan bisnis perikanan.
c)    mengatur dan melaksanakan pembagian tugas/kerja diantara sesama anggota sesuai dengan kesepakatan bersama.
d)    mengembangkan kedisiplinan dan rasa/tanggung jawab diantara sesama anggota kelompok dalam mencapai keberhasilan bisnis perikanan.
e)    merencanakan dan melaksanakan musyawarah dan pertemuan-pertemuan lainnya agar tercapai kesepakatan yang bermanfaat bagi kelompoknya dalam menunjang bisnis perikanan.
f)     mentaati dan melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan bersama dalam kelompok
g)    melaksanakan tukar menukar pikiran.
h)    bekerjasama dengan pihak-pihak penyedia kemudahan sarana produksi perikanan, pengolahan, dan pemasaran hasil.
i)     mengembangkan kader kepemimpinan di kalangan para anggota kelompok dengan jalan memberikan kesempatan kepada setiap anggota untuk megembangkan keterampilan dibidang tertentu sehingga berperan sebagai agen teknologi.
j)     mengadakan akses ke lembaga keuangan untuk keperluan pengembangan usaha para anggota kelompok
k)    melaksanakan hubungan melembaga dengan kios penyedia sarana produksi perikanan dalam pelaksanakan RUK, pengolahan, pemasaran hasil dan permodalan.
Bila semua pelaku utama bekerja secara sendiri-sendiri tentu saja tidak akan mampu mengembangkan usaha dengan baik. Namun setelah digabung dalam kelompok dan masuk dalam wadah kelembagaan kelompok maka berbagai keunggulan dan keuntungan pasti akan diperoeh, misalnya mudah mendapatkan modal usaha, dapat bermitra dengan lembaga keuangan serta mempermudah dalam akses pemasarannya. Dengan manfaat berlembaga cukup besar dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pelaku utama dan masyarakat bidang kelautan dan perikanan.
Dalam rangka penumbuhan kelompok pelaku utama bidang kelautan dan perikanan melalui pengelompokan yang antara lain dapat dibagi kedalam;
1)    Kelembagaan Pelaku Utama berdasarkan JENIS USAHA     
2)    Kelembagaan Pelaku Utama Berdasarkan SKALA USAHA
3)    Kelembagaan Pelaku Utama Berdasarkan STATUS USAHA
4)    Kelembagaan Pelaku Utama Berdasarkan KOMODITAS UTAMA
5)    Kelembagaan Pelaku Utama Berdasarkan TEMPAT TINGGAL/ DOMISILI.

PENGUKUHAN KELEMBAGAAN PELAKU UTAMA
Pengukuhan adalah suatu proses peningkatan kemampuan melalui penciptaan iklim usaha yang kondusif, penumbuhan motivasi, pengembangan potensi, pemberian peluang, peningkatan kesadaran, dan pendampingan serta fasilitasi.  Dengan pemberdayaan tersebut bertujuan sumber daya manusia yang berkualitas, andal, serta berkemampuan manajerial, kewirausahaan, dan kelembagaan bisnis perikanan sehingga pembangunan perikanan mampu membangun usaha dari hulu sampai dengan hilir yang berdaya saing tinggi dan mampu berperan serta dalam melestarikan prinsip pembangunan yang berkelanjutan.  Salah satu upaya dalam pemberdayaan kelembagaan kelompok pelaku utama adalah melalui kegiatan fasilitasi dalam pengukuhan dan pengakuan terhadap kelembagaan kelompok.
Pengukuhan dan atau pengakuan terhadap kelembagaan  kelompok pelaku utama merupakan salah satu bentuk penghargaan atas karya dan prestasi kelompok yang telah dicapai  dan merupakan kebanggaan  bagi para anggota kelompok.  Kegiatan ini diharapkan akan tumbuh motivasi yang lebih besar dari para anggota kelompok untuk belajar lebih giat, bekerja lebih erat dan berusaha lebih efektif dalam usaha menigkatkan produksi dan pendapatannya.
Adapun tujuan dari pelaksanaan pengukuhan kelompok antara lain:
1.    Tumbuh dan berkembangnya rasa bangga kelompok sebagai prinsip belajar dan kerjasama untuk meningkatkan produksi dan pendapatan.
2.    Tumbuh dan berkembangnya dinamika kelembagaan dalam berorganisasi untuk memanfaatkan peluang ekonomi.
3.    Terciptanya metode pemberdayaan, bimbingan, dan pelayanan yang sesuai dengan tingkat kemampuan kelompok pelaku utama.

Sumber: http://komunitaspenyuluhperikanan.blogspot.com/2014/01/penumbuhan-kelembagaan-kelompok-pelaku_3348.html

Untung Besar dari Bisnis Budidaya Lobster Air Tawar

  Memiliki warna biru yang cerah disertai bentuk tubuh yang terlihat kekar dan anggun menjadikan lobster air tawar menarik dijadikan hiasan ...