Jumat, 22 Februari 2019

Pembesaran Lobster Air Tawar


PENDAHULUAN
Pembesaran lobster air tawar bertujuan untuk mendapatkan lobster dewasa yang siap  dikonsumsi,  untuk  mendapatkan  indukan  dan  untuk  dijadikan  lobster  hias.
Pembesaran lobster sangat berhubungan dengan laju pertumbuhan. Semakin tinggi laju pertumbuhannya, waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan lobster ukuran konsumsi akan semakin pendek.
Pertumbuhan pada lobster dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pertumbuhan mutlak  dan  pertumbuhan  nisbi.  Pertumbuhan  mutlak  yaitu  ukuran  rata-rata  yang dicapai  oleh  lobster  dalam  satuan  waktu  tertentu.  Sementara  pertumbuhan  nisbi didefinisikan sebagai ukuran panjang apa berat yang dicapai dalam periode tertentu yang di hubungkan dengan panjang atau berat pada awal periode tersebut.
Secara umum, pertumbuhan di pengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi sifat genetis dan kondisi fisiologi. Sementara faktor eksternal berkaitan dengan lingkungan yang menjadi media pemeliharaan, antara lain kimia air, substrak dasar, suhu air, dan ketersediaan pakan.
Dalam pembesaran, pilih benih yang berjenis kelamin jantan saja karena pertumbuhannya lebih cepat daripada yang betina apalagi ketika memasuki tahap pembesaran energi yang dimiliki lobster betina tidak hanya untuk membesarkan dagingnya, tapi juga untuk memelihara telurnya.

PERSIAPAN KOLAM
Wadah pembesaran lobster perlu dibersihkan dari zat beracun terutama bagian dasar kolam umumnya, zat beracun berasal dari polutan pakan dan bangkai lobster pada periode pemeliharaan sebelumnya. Untuk membersihkannya, lapisan tanah yang  berbau  tersebut  dikerok  dan  dibuang.  Selanjutnya,  kolam  dikeringkan  dan dipupuk seperti pada persiapan pembenihan.

PERSIAPAN INSTALASI/INFRASTRUKTUR KOLAM
Sebelum   kola diis denga benih sebaiknya   siste pemasuka dan pengeluaran air sudah bisa di operasikan. Jumlah dan jenisnya perlu disesuaikan dengan jumlah benih yang akan ditebar. Sistem aerasi dan sirkulasi air sudah dapat bekerja dengan baik.

PERSIAPAN BENIH
Rekondisi pertama dilakukan dengan mencipratkan air pada benih pada sebuah wadah, misalnya ember. Pencipratan dilakukan pada seluruh tubuh benih, terutama insang. Kolam karantina diaerasi kuat dan diusahakan kondisi kolam gelap (diberi penutup). Rekondisi dilakukan selama 1-2 hari.
Sebelum menebar benih, hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut;
1.   Cek kualitas air, terutama suhu, pH, dan DO. Pastikan suhu air berkisar 26-290C, pH 7-8, dan DO sekitar 4 ppm.
2.   Cek kondisi kolam jangan sampai masih ada kebocoran.
3.   Sistem aerasi sudah   berjalan dengan baik. Areator atau blower harus sudah dinyalakan 24 jam sebelum ditebar.

MENEBARKAN BENIH
Jika media pembesaran berupa kolam semen, bagian atas kolam tersebut sebaiknya diaci apa dikeramik atau paling tidak 10-20 cm bagian paling atas dari wadah pembesaran harus dibuat licin. Untuk kolam tanah, bagian pinggirnya harus diberi pagar dari karpet talang air selain itu, selang masuknya air atau kabel listrik sebaiknya dimasukan ke dalam pipa paralon agar tidak dijadikan sebagai tempat memanjat lobster.
Ukuran benih yang akan ditebar sebisa mungkin seragam. Namun mendapatkan benih yang demikian memang agak sulit. Oleh karenanya, perbedaan ukuran benih masih bisa ditoleransi hingga tidak lebih dari 10 gram.
Tingkat kepadatan dalam penebaran berkisar 5-10 ekor/m2  dengan masa pemeliharaan 6-8 bulan. Kepadatan tinggi dapat meningkatkan mortalitas atau memperlambat  laju  pertumbuhan.  Benih  ditebar  dengan  cara  meletakannya diatas  permukaan  kolam  tanah/  semen.  Jangan  sekali-kali  menebar  benih dengan cara dilempar karena dapat merusak organ dalam dan organ luar.

PEMBERIAN PAKAN
Lobster adalah jenis hewan omnivora atau hewan pemakan segala. Sebaiknya,  makanan  untuk  lobster diberikan  dalam  kondisi  mentah,  baik itu sayuran maupun daging. Lobster makan didasar kolam, sehingga makanan harus ditenggelamkan  ke  dasar  kolam.  Pakan  lain  yang  cuckup  baik  di  beri  untuk lobster adalah daging, cacing sutera dan blood worm. Namun, jika cacing sutera atau cacing tanah diberikan harus ada perlakuan khusus.Ketika baru diambil dari sungai atu baru dibeli dari pedagang harus diendapkan terlebih dahulu selama satu hari. Tujuannya agar cacing membuang kotoran didalam perutnya sehingga yang tersisa hanya dagingnya. Para pembudidaya pemula disarankan menggunakan cacing beku untuk pakan lobster-lobsternya.
Dalam sehari, pakan yang diberikan sebanyak 3% dari berat badan lobster. Pakan tersebut diberikan dua kali   sehari, yakni pagi hari pukul 07.00 - 10.00 pakan sebnayak 25% dan sore hari pada pukul 17.00 sebanyak 75%. Persentase pemberian   makan   malam   lebih   banyak   karena   lobster   termasuk   hewan nokturnal yang aktif pada malam hari.
Cara lain untuk mengetahui jumlah pakan yang akan diberikan adalah dengan menetapkan target pertumbuhan yang diinginkan secara periodikal, kemudian   menghitung   kebutuhan   pakan   yang   menunjang   pertumbuhan tersebut.  Cara  ini  sangat  bermanfaat  untuk  mengetahui  secara  logis  antara pertumbuhan dengan pakan yang dapat dijadikan pola yang lebih terukur.

PERTUMBUHAN BENIH
Pertumbuhan  erat  kaitannya  dengan  konsumsi  pakan,  lingkungan tumbuhan dan faktor genetis. Pemberian pakan memegang peranan yang paling tinggi. Dengan pemberian pakan yang sesuai, pertumbuhan lobster bisa diprediksi. Semakin besar atau bertambahnya umur lobster, tingkat pertumbuhannya akan semakin menurun (persentase pertumbuhannya semakin kecil)

PENCEGAHAN HAMA DAN PENYAKIT
Meskipun lobster air tawar termasuk tahan terhadap serangan hama dan penyakit karena kulitnya yang keras dan tebal, tetapi kewaspadaan tetap saja diperlukan.  Beberapa  penyakiyang  sering  menyerang  lobster  dan menyebabkan kematian adalah sebagai berikut:
1.   Saprolegnia dan Achyla
Kedua pathogeini  menyerang  jaringaluar lobster dan  menyerang telurnya.  Mereka  dapat  menghambat  pernapasan  lobster  sehingga  telur akan mati dan tidak menetas. Tanda lobster terserang penyakit ini adalah pada tubuhnya ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas. Cendawan ini menyebabkan nafsu makan lobster menurun dan akhirnya mati. Cara mengatasi Saprolegnia sp adalah dengan merendam lobster yang terinfeksi ke dalam Malachite Green 2-3 ppm selama 30-60 menit.

2.   Cacing jangkar
Cacing Lernea cyprinacea dan Lernaea carasii menembus jaringan tubuh dengan kaitnya yang menyerupai jangkar. Bagian insang pada lobster yang terjangkit tampak dihuni cacing dan terdapat cairan atau lender yang memanjang. Akibatnya, lobster kekurangan darah kehilangan bobot tubuh, dan kemudian mati. Cacing jangkar dapat diatasi dengan merendam lobster yang terinfeksi kedalam larutan garam (20 gram garam dilarutkan ke dalam 1 liter air) selama 10-20 menit.

3.   Argulus foliaceus
Serangan  argulus  pada lobster ditandai  dengan  adanya bintik merah pada tubuh. Racun argulus ini menyebabkan kematian pada lobster akibat anemia dan kehilangan banyak darah. Racun yang melukai kulit bisa mengundang infeksi saprolegnia yang semakin menambah penderitaan lobster.  Penyakit  ini  bisa  diatasi  dengan  merendam  lobster  kedalam  1 mililiter Lysol yang dilarutkan dalam 5 liter air selama 15-60 detik. Setelah itu, rendam lobster ke dalam sodium permanganate sebanyak 1 gram yang dilarutkan dalam 100 liter air selama 1,5 jam. Pemberiaan Neguvon, Masoten, dan Lindane dilakukan jika serangan telah mencapai stadium puncak karena ketiganya bersifat racun  yang  justru  bisa membahayakan lobster.

4.   Larva cybister (ucrit)
Larva   cybister   (ucrit)   adalah   hewan   yang   bentukya   seperti   ulat, tubuhnya berwarna agak kehijauan, dan panjangnya dapat mencapai 2 cm. hewan ini memiliki gigi taring yang terletak di kepala sebagai  alat untuk menggigit mangsanya. Sementara di bagian tubuh belakang, ucrit memiliki alat penyengat. Meskipun demikian tubuhnya kaku, tetapi gerakannya terbilang cepat. Dilihat dari jenis darahnya, larva  cybister termasuk hewan berdarah putih.

5.   Linsang
Linsang atau sero adalah hewan berkaki empat, berbulu, dan berekor panjang.  Tubuhnya  mirip  kucung,  tetapi  ukurannya  lebih  panjang.  Bila terkena sinar, matanya mengeluarkan cahaya berwarna biru. Hewan ini banyak ditemukan  di  daerah  kaki  gunung  atau  daerah  berbukit.  Tempat persembunyian sero sangat susah ditemukan.
Sejauh ini, pemberantasan sero masih sulit dilakukan karena sangat susah ditangkap. Selain itu, penciumannya juga sangat tajam, meskipun dipancing dengan ikan dan lobster yang sudah diberi racun. Hanya pencegahan  yang  baru  bisa  dilakukan  dengan  yang  dibuat  mendadak. Pencegahan lainnya dengan memagar areal kandang, tetapi cara ini membutuhkan biaya yang sangat besar.




SUMBER:

Kristiany M.G.E dan Mulyanto, 2011. Modul Penyuluhan Kelautan dan Perikanan No. 013/TAK/BPSDMKP/2011 “Budidaya Lobster Air Tawar”. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan, Jakarta. 

Untung Besar dari Bisnis Budidaya Lobster Air Tawar

  Memiliki warna biru yang cerah disertai bentuk tubuh yang terlihat kekar dan anggun menjadikan lobster air tawar menarik dijadikan hiasan ...