Kamis, 17 Januari 2019

ARTI PENTING PAKAN BAGI IKAN

ARTI PENTING PAKAN BAGI IKAN


Ketersediaan pakan dalam jumlah yang cukup. tepat waktu dan bernilai gizi baik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kegiatan usaha budi daya ikan.   Penyediaan pakan yang tidak sesuai dengan jumlah ikan yang dipelihara menyebabkan laju pertumbuhan ikan menjadi lambat.  Akibatnya produksi yang dihasilkan ridak sesuai dengan yang diharapkan.

Pada dasarnya, sumber pakan bagi ikan pemeliharaan berasal dari pakan alami dan pakan buatan.  Oleh karena jumlah pakan alami dalam kolam/perairan sangat terbatas dan kurang memadai (terutama untuk kegiatan budi daya ikan secara intensif maupun semiintensif)  maka  agar  tercapai  laju  pertumbuhan  ikan  yang  baik  perlu diberikan pakan tambahan atau pakan buatan sesuai dengan kebutuhan ikan.   Apabila laju pertumbuhan ikan baik maka waktu pemeliharaan menjadi lebih singkat sehingga produktivitas kolam/perairan juga meningkat karena periode produksi ikan yang dipelihara menjadi lebih pendek.
Permasalahan yang sering menjadi kendala yaitu penyediaan pakan buatan ini memerlukan biaya yang relatif tinggi, bahkan dapat mencapai 60 – 70 % dari komponen biaya produksi.   Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk menekan biaya produksi tersebut adalah dengan membuat pakan buatan sendiri melalui teknik yang sederhana dengan memanfaatkan sumber-sumber bahan baku lokal (termasuk pemanfaatan hmbah hasil industri pertanian) yang relatif murah.  Di samping untuk memenuhi kebutuhan sendiri, pakan buatari yang dihasilkan juga dapat dijual ke pasar/petani ikan lainnya sehingga dapat memberikan keuntungan ganda.
Pakan ikan sebaiknya mengandung beberapa zat gizi yang diperlukan, antara lain protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral.
1.  Protein
Protein merupakan unsur yang paling penting dalam penyusunan formulasi pakan karena usaha budi daya mengharapkan pertumbuhan ikan yang cepat.  Dalam hal ini, protein mempunyai tiga fungsi bagi tubuh yaitu : a)sebagai zat pembangun yang membentuk berbagai jaringan baru untuk pertumbuhan, mengganti jaringan yang rusak, maupun bereproduksi, b)sebagai zat pengatur yang berperan dalam pembentukan enzim dan hormon penjaga dan pengatur berbagai proses metabolisme di dalam tubuh ikan, c)sebagai zat pembakar karena unsur karbon yang terkandung di dalamnya dapat difungsikan sebagai sumber energi pada saat kebutuhan energi tidak terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak.
Molekul protein tersusun dari sejumlah asam amino sebagai bahan dasar.  Mutu protein sangat ditentukan oleh komposisi asam amino penyusunnya. Komposisi ini akan berbeda antara satu bahan dengan bahan lainnya. Dari sekitar duapuluh Jenis asam amino yang ada di alam, sepuluh di antaranya merupakan asam amino yang esensial yang tidak dapat disintesis di dalam tubuh ikan atau tidak dapat dibuat dalam jumlah yang memadai dari yang diperlukan.  Asam amino esensial tersebut adalah arginin (arg), histidin (his), isoleusin (ile), leusin (leu),- lisin (lys),  metionin (met),  fenilalanin (phe),  treonin (thr), triptofan (trp), dan valin (val).
2.  Lemak
Lemak berfungsi sebagai sumber energi dan membantu penyerapan mineral-mineral tertentu (terutama kalsium) serta vitamin-vitamin yang terlarut dalam lemak (vitamin A, D, E, K).   Dalam kaitan dengan pakan buatan, penggunaan lemak berpengaruh terhadap rasa dan tekstur pakan yang dibuat.  Oleh karena itu, lemak juga mempunyai peranan dalam proses metabolisme dan pertumbuhan ikan.
Lemak esensial yang dibutuhkan oleh ikan juga berupa jenis-jenis asam lemak tak jenuh, antara lain asam linoleic (lebih dikenal dengan asam lenoleat), asam linolenic (lebih dikenal dengan asam lenolenat), dan arachidonic (lebih dikenal dengan arakidonat). Lemak tergolong mudah teroksidasi sehingga penggunaannya dalam pembuatan pakan buatan jumlahnya dibatasi.  Jika kandungan lemak yang digunakan terlalu  tinggi sering kali  oleh  pihak  pembuat  ditambahkan  dengan bahan antioksidan untuk menghambat terjadinya proses oksidasi tersebut.
3.  Karbohidrat
Karbohidrat merupakan zat sumber energi dan pada umumnya berasal dari tumbuh-tumbuhan yang pembentukannya melalui proses fotosintesis dengan bantuan sinar matahari.  
pakan, karbohidrat termasuk kelompok yang sering disebut NFE (nitrogen free extract)  atau  dalam  Bahasa  Indonesia  diistilahkan BETN (bahan ekstrak tanpa nitrogen). BETN ini mengandung karbohidrat, gula, pati, dan sebagian besar dari zat-zat yang digolongkan hemiselulosa dalam bahan makanan. Nilai BETN /diperoleh dari angka penjumlahan protein, lemak, abu. serat kasar, dan air dikurangi 100.
4.  Vitamin
Vitamin diperlukan dalam jumlah yang relatif sedikit, terutama untuk menjaga kesehatan dan pertumbuhan tubuh ikan,  Ditinjau dari sifat-sifat fisiknya, vitamin dapat dibagi ke dalam dua golongan yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak.  Vitamin yang larut dalam air antara lain tiamin (vitamin B1),  riboflavin (vitamin B2),  asam pantotenat (vitamin B6),  biotin,  dan kobalamin (vitamin B12), dan lain-lain.  Vitamin yang larut dalam Iemak antara lain retinol (vitamin A), kolekalsifero) atau ergokalsiferol (vitamin D), alfa tokoferol (vitamin E), dan menadion (vitamin K).
Vitamin B1, B6, dan B12  herfungsi untuk menunjang pertumbuhan serta dapat merangsang nafsu makan, sedangkan vitamin B2 berperan dalam pertumbuhan dan pertukaran zat-zat makanan (seperti karbohidrat,  lemak,  dan protein)  dari sel-sel dalam tubuh ikan serta untuk proses reproduksi.  Vitamin A berfungsi untuk menunjang kesehatan mata, sedangkan vitamin D dibutuhkan untuk proses metabolisme dari mineral (terutama kalsium dan fosfor).  Vitamin E berpengaruh terhadap pergerakan ikan maupun dalam proses reproduksi, sedangkan vitamin K berpengaruh dalam proses pembekuan darah.
5.  Mineral
Zat-zat mineral yang dibutuhkan oleh ikan antara lain kalsium (Ca), fosfor (P), natrium dan klor (dalam persenyawaan NaCI), mangan (Mn), zat besi (Fe), tembaga (Cu), yodium (I), dan kobalt (Co). Sama halnya dengan vitamin, mineral sangat dibutuhkan oleh ikan dalam jumlah yang tidak terlalu besar.
Kalsium (Ca) dan fosfor (P) diperlukan untuk pembentukan tulang/pertumbuhan dan untuk menjaga agar fungsi jaringan tubuh dapat bekerja secara normal.  Natrium klorida (NaCI) berpengaruh dalam pertumbuhan, tetapi dianjurkan pemakaiannya tidak terlalu banyak.  Best (Fe) dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah, sedangkan tembaga (Cu) membantu dalam penggunaan besi oleh tubuh. Yodium (I) diperlukan untuk pembuatan tiroksin (hormone tiroid) dan mangan (Mn) berpengaruh dalam proses ovulasi/reproduksi.
Referensi:
http://ikannila.com/
Sahwan M. F., 1999.  PAKAN IKAN DAN UDANG (Formulasi, Pembuatan, Analisis Ekonomi). Penebar Swadaya, Jakarta.

Di download pada laman https://komunitaspenyuluhperikanan.blogspot.com

Rabu, 16 Januari 2019

CARA MENYUSUN FORMULASI PAKAN (Formulasi dengan Dua Bahan Baku)

CARA MENYUSUN FORMULASI PAKAN (Formulasi dengan Dua Bahan Baku)


Komposisi bahan dalam pakan buatan disusun berdasarkan kebutuhan zat gizi setiap jenis ikan maupun udang. Komposisi ini sering disebut formulasi pakan.   Formulasi yang baik berarti mengandung semua zat gizi yang diperlukan ikan dan secara ekonomis murah serta mudah diperoleh sehingga dapat meinberikan keuntungan.
Penyusunan formulasi pakan terutama memperhatikan penghitungan nilai kandungan protein karena zat gizi ini merupakan komponen utama untuk pertumbuhan mbuh ikan.  Setelah diketahui kandungan protein dari pakan yang akan dibuat maka langkah selanjutnya adalah perhitungan untuk komponen zat-zat gizi lainnya.
Terdapat berbagai cara atau metode untuk menyusun formulasi pakan, tetapi yang paling umum dan mudah dilakukan adalah dengan metode empat persegi pearson's, metode persamaan aljabar, dan metode lembaran kerja (worksheet).  Berikut ini diberikan beberapa contoh cara menghitung/menyusun formulasi pakan dengan cara/mecode tersebut. Contoh-contoh ini dapat diperluas sendiri tergantung keinginan atau ketersediaan bahan baku.
FORMULASI DENGAN DUA BAHAN BAKU
Contoh
Bagaimanakah cara menyusun formulas! pakan untuk nila dengan bahan baku tepung ikan petek dan dedak.  Pakan itu diharapkan mengandung protein 30% atau cerdapat 30 g protein pada setiap 100 g formulasi pakan.
Penyelesaian dengan metode empat persegi pearson's
1.   Lihatlah/carilah  berbagai  referensi  yang  berkaitan  dengan  kandungan protein dari bahan baku yang tersedia dan akan digunakan, yaitu tepung ikan petek dan dedak.  Dari referensi dapat diketahui bahwa kandungan protein tepung ikan petek adalah 60% dan dedak 9,6%.                       
2.   Gambarlah  sebuah  bujur  sangkar  dan  letakkan nilai kandungan protein yang  diinginkan  tepat 30 % di tengah-tengah garis  diagonal bujur sangkar tersebut (lihat gambar).                
3.   Pada sisi kiri bujur sangkar cantumkan 2 jenis bahan baku  yang tersedia berikut nilai kandungan proteinnya.  Pada sisi kiri atas adalah bahan baku yang memiliki nilai kandungan protein lebih tinggi (yaitu tepung ikan), sedangkan pada sisi kiri bawah adalah yang memiliki nilai kandungan protein lebih rendah (yaitu dedak).  Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut.

Tepung ikan
(60%)
Dedak
(9,6%)
4.   Lakukan perhitungan dengan melakukan pengurangan untuk setiap kandungan protein  bahan baku  antara nilai yang lebih besar dengan nilai kandungan protein yang diinginkan (yang ada di tengah-tengah garis diagonal). Hasilnya merupakan bagian dari masing-masing komponen bahan baku pakan tersebut (lihat gambar).
Tepung ikan                                                                   bagian tepung ikan
(60 %)                                                                          (30 – 9,6 = 20,4)
dedak                                                                            Bagian dedak
(9,6 %)                                                                         (60 – 30 = 30,0)
5.   Lakukan penjumlahan masing-masing komponen bahan baku tersebut, yaitu 20,4 + 30,0 = 50,4.
6.   Nilai yang diperoleh adalah sebagai berikut.
1)   Jumlah  bahan  baku  tepung  ikan  petek  yang  diperlukan adalah 20,4/50,4 x 100 g = 40,48 g atau 40,48%.
2)   Jumlah bahan baku dedak yang diperlukan adalah 30,0/50,4 x 100 g = 59,52 g atau 59,52%
Catatan
Untuk membuktikan kebenaran nilai kandungan protein sebesar 30% atau 30 g protein setiap 100 g fbrmulasi pakan dari bahan baku tepung ikan petek sebesar 40,48 g dan dedak 59,52 g adalah sebagai berikut.
a.   Jumlah protein dari tepung ikan petek adalah 40,48 g x 60% = 24,29 g
b.   Jumlah protein dari dedak adalah 59,52 g x 9,6% = 5,71 g
c.   Total jumlah protein per  100 g formulasi pakan adalah 24,29 g + 5,71 g = 30,0 g
Penyelesaian dengan metode persamaan aljabar
1.   Lihatlah/carilah   berbagai   referensi   yang   berkaitan   dengan kandungan protein dari bahan baku yang tersedia dan akan digunakan, yaitu tepung ikan petek dan dedak.  Dari referensi dapat diketahui bahwa kandungan protein tepung ikan petek adalah 60% dan dedak 9,6%.
2.   Jadikan  variabel  uncuk  masing-masing  baban  baku  yang  akan digunakan yaitu
      X = jumlah berat (gram) tepung ikan per 100 gram formulasi pakan
      Y = jumlah berat (gram) dedak per 100 gram formulasi pakan
3.   Berdasarkan dua variabel  tersebut diperoleh persamaan  1
X + Y = 100  (persamaan 1)
4.   Berdasarkan nilai kandungan protein setiap bahan baku dan nilai protein yang diinginkan diperoleh persamaan 2
0,6 X + 0,096 Y = 30 (persamaan 2)
0,6 adalah nilai 60%  (60/100) dari kandungan protein tepung ikan pecek; 0,096 adalah nilai 9,6% (9,6/100) dari kandungan protein dedak; 30 adalah jumlah protein yang diinginkan untuk setiap 100 g formulasi pakan.
5.     Untuk mendapatkan nilai salah satu variabel,  dibuat persamaan 3 dengan dasar dari persamaan 1
      0,6 X + 0,6 Y = 60  (persamaan 3) (masing-masing dikalikan 0,6 sehingga akan ada 2 persamaan mengandung nilai variabel yang sama yaitu 0,6 X) Lakukan pengurangan dari persamaan 3 yang baru diperoleh dengan persamaan 2 sehingga dapat diperoleh nilai Y yaitu jumlah gram dedak untuk setiap 100 g formulasi pakan.
0,6X  +    0,6   Y     = 60 (persamaan 3)
0,6 X  +  0,096   Y  = 30 (persamaan 2)
0,504  Y  = 30
           Y  = 30/0,504
                      = 59,52
6.     Masukkan nilai Y yang diperoleh dalam persamaan  1  sehingga dapat diperoleh nilai X yaitu jumlah gram tepung ikan petek untuk setiap 100 g formulasi pakan.
X + 59,52  = 100
                  X   = 100 - 59,52
                              = 40,48
Dengan demikian dapat diketahui bahwa untuk menyusun formulasi pakan yang mengandung  protein 30% atau 30 g protein untuk setiap 100 g formulasi pakan diperlukan bahan dari dedak (Y) sebanyak 59,52 g dan tepung ikan petek (X) sebanyak 40,48 g.
Referensi:
http://bisnisukm.com/potensi-bisnis-pakan-ikan-yang-menguntungkan.html
Sahwan M. F., 1999.  PAKAN IKAN DAN UDANG (Formulasi, Pembuatan, Analisis Ekonomi). Penebar Swadaya, Jakarta.

Di download dari laman https://komunitaspenyuluhperikanan.blogspot.com

CARA MENYUSUN FORMULASI PAKAN (Formulasi dengan Tiga Bahan Baku atau Lebih)

CARA MENYUSUN FORMULASI PAKAN (Formulasi dengan Tiga Bahan Baku atau Lebih)


Komposisi bahan dalam pakan buatan disusun berdasarkan kebutuhan zat gizi setiap jenis ikan maupun udang. Komposisi ini sering disebut formulasi pakan.   Formulasi yang baik berarti mengandung semua zat gizi yang diperlukan ikan dan secara ekonomis murah serta mudah diperoleh sehingga dapat meinberikan keuntungan.
Penyusunan formulasi pakan terutama memperhatikan penghitungan nilai kandungan protein karena zat gizi ini merupakan komponen utama untuk pertumbuhan mbuh ikan.  Setelah diketahui kandungan protein dari pakan yang akan dibuat maka langkah selanjutnya adalah perhitungan untuk komponen zat-zat gizi lainnya.
Terdapat berbagai cara atau metode untuk menyusun formulasi pakan, tetapi yang paling umum dan mudah dilakukan adalah dengan metode empat persegi pearson's, metode persamaan aljabar, dan metode lembaran kerja (worksheet).  Berikut ini diberikan beberapa contoh cara menghitung/menyusun formulasi pakan dengan cara/mecode tersebut. Contoh-contoh ini dapat diperluas sendiri tergantung keinginan atau ketersediaan bahan baku.

Bagaimanakah cara menyusun formulasi pakan untuk bandeng dengan bahan baku tepung ikan tembang, tepung kedelai, dedak, dan bungkil kelapa.  Pakan itu diharapkan mengandung protein 40% atau terdapat 40 g protein pada setiap 100 g formulasi pakan.
Penyelesaian dengan metode empat persegi pearson's
1.   Kelompokkan  bahan  baku  yang  termasuk  ke  dalam  kelompok sumber protein utama dan kelompok yang bukan sumber protein utama (sebut saja sebagai kelompok sumber protein penunjang).  Buatlah rencana atau perkiraan yang akan digunakan untuk masing-masing bahan baku tersebut.  Sebagai contoh 1) kelompok sumber protein utama adalah tepung ikan tembang dan tepung kedelai.  Rencana proporsi atau perkiraan yang akan digunakan adalah tepung ikan tembang 3 bagian dan tepung kedelai 1 bagian, 2) kelompok sumber protein penunjang adalah dedak dan bungkil kelapa dengan rencana atau perkiraan proporsi yang akan digunakan adalah dedak 2 bagian dan bungkil kelapa 1 bagian.
2.   Lihat/carilah  berbagai  referensi  yang  berkaitan  dengan  kandungan protein dari bahan baku yang tersedia dan akan digunakan, yaitu tepung ikan tembang, tepung kedelai, dedak, dan bungkil kelapa.   Dari referensi diketahui bahwa kandungan protein tepung ikan tembang adalah 60%, tepung kedelai  44%, dedak 9,6%, dan bungkil kelapa 13,45%.
3.   Hitunglah berat rata-rata kandungan protein dari tiap kelompok, yaitu
a.   Kelompok  sumber protein utama
   Tepung ikan tembang              = 3 bagian x 60%           = 180%
   Tepung kedelai                        = 1 bagian x 44%           =  44%
   Jumlah                                   = 4 bagian                                 = 224 %
   Berat rata-rata kandungan protein  = 224% / 4               =  56%
b.   Kelompok sumber protein penunjang
Dedak                                    = 2 bagian x 9,6%          = 19,20%
Bungkil kelapa                         = 1 bagian x 13,45%      = 13,45%
Jumlah                                   = 3 bagian                     = 32,65 %
Berat rata-rata kandungan protein = 32,65% / 3             = 10,88%
4.   Gambarlah sebuah bujur sangkar dan letakkan nilai kandungan protein yang diinginkan tepat di tengah-tengah garis diagonal bujur sangkar tersebut (lihat gambar)
5.   Pada sisi kiri bujur sangkar cantumkan 2 kelompok bahan baku yang tersedia berikut nilai kandungan proteinnya. Pada sisi kiri atas adalah bahan baku yang memiliki nilai kandungan protein lebih tinggi (yaitu kelompok sumber protein utama), sedangkan pada sisi kiri bawah adalah yang memiliki nilai kandungan protein lebih rendah (yaitu kelompok sumber protein penunjang). Untuk lebih jelasnya dapac dilihat pada gambar berikut.
Kelompok sumber protein
Utama (56%)
Kelompok sumber protein
Penunjang
6.   Lakukan perhitungan dengan melakukan pengurangan untuk setiap kandungan protein bahan baku antara nilai yang lebih besar dengan nilai kandungan protein yang diinginkan (yang ada di tengah-tengah garis diagonal).  Hasilnya merupakan bagian dari masing-masing kelompok bahan baku pakan tersebut (lihat gambar).
     Kelompok sumber protein utama         = 40-10,88
     protein utama (56 %)                                    = 29,15 bagian
     Kelompok sumber protein penunjang
     protein penunjang (10,88 %)              = 56 – 40
= 16,0 bagian
7.   Lakukan penjumlahan masing-masing kelompok bahan baku tersebut, yaitu 29,15 +  16,0   = 45,15.
8.   Nilai yang diperoleh adalah
a.   Jumlah  bahan  baku  kelompok  sumber  protein  utama  yang diperlukan untuk setiap 100 g formulasi pakan adalah 29,15/45,15 x 100 g = 64,56 g atau 64,56%
b.   Jumlah bahan  baku  kelompok  sumber  protein penunjang yang diperlukan adalah 16/45,15 x 100 g = 35,44 g atau 35,44%
9.   Hitunglah kontribusi setiap bahan baku dalam setiap kelompok yaitu
a.   Kelompok sumber protein utama
Tepung ikan tembang = 3 bagian
                   = 3/4 x 64,56 g
                         = 48,42 g (48,42%)
         Tepung kedelai           = 1 bagian
= 1/4 x 64,56 g
                                     = 16,14 g (16,14%)
b.   Kelompok sumber protein penunjang
Dedak                     = 2 bagian
                                     = 2/3 x 35,44 g
                                     = 23,63 g (23,63%)
         Bungkil kelapa           = 1 bagian
                                     = 1/3 x 35,44 g
                                     = 11,81 g (11,81%)
Catatan
Untuk membuktikan kebenaran nilai kandungan protein formulasi pakan sebesar 40%  atau 40 g protein setiap  100 g formulasi pakan dari bahan baku tepung ikan tembang sebesar 48,42 g, tepung kedelai 16,14 g, dedak 23,63 g, dan bungkil kelapa 11,81 adalah sebagai berikut.
a.   Jumlah protein dari tepung ikan tembang adalah 48,42 g x 60% = 29,05 g
b.   Jumlah protein dari tepung kedelai adalah 16,14 g x 44% = 7,10 g
c.   Jumlah protein dari dedak adalah 23,63 g x 9,6%  =  2,27 g
d.   Jumlah protein dari bungkil kelapa adalah  11,81  g x  13,45% = 1,58 g
Dengan demikian, Jumlah protein per 100 g formulasi pakan adalah 29,05 g + 7,10 g + 2,27 g + 1,58 g = 40,0 g
Penyelesaian dengan metode persamaan aljabar
1.   Kelompokkan  bahan  baku  yang  termasuk  ke  dalam kelompok sumber protein utama dan kelompok yang bukan sumber protein utama (sebut saja sebagai kelompok sumber protein penunjang).  Buatlah rencana atau perkiraan yang akan digunakan untuk masing-masing bahan baku tersebut.  Sebagai contoh 1) kelompok sumber protein utama adalah tepung ikan tembang dan cepung kedelai. Rencana proporsi atau perkiraan yang akan digunakan adalah tepung ikan tembang 3 bagian dan tepung kedelai 1 bagian, 2) kelompok sumber protein penunjang adalah dedak dan bungkil kelapa dengan rencana atau perkiraan proporsi yang akan digunakan adalah dedak 2 bagian dan bungkil kelapa 1 bagian.
2.   Lihat/carilah  berbagai referensi yang  berkaitan  dengan kandungan protein dari bahan baku yang tersedia dan akan digunakan yaitu tepung ikan tembang, tepung kedelai, dedak, dan bungkil kelapa.  Dari referensi diketahui bahwa kandungan protein cepung ikan tembang adalah 60%, tepung kedelai 44%, dedak 9,6%, dan bungkil kelapa 13,45%.
3.   Hitunglah berat rata-rata kandungan protein dari tiap kelompok
Kelompok sumber protein utama
Tepung ikan tembang           = 3 bagian x 60%           = 180%
Tepung kedelai.       = 1 bagian x 44%           =  44%
Jumlah                    = 4 bagian                     = 224 %
Berat rata-rata kandungan protein = 224% /4 = 56%
Kelompok sumber protein penunjang
Dedak                     = 2 bagian x 9,6%          = 19,20%
Bungkil kelapa          = 1 bagian x 13,45%      = 13,45%
Berat rata-rata kandungan protein = 32,65% / 3 = 10,88%
4.   Jadikan variabel untuk masing-masing kelompok bahan baku yang akan digunakan yaitu
X = jumlah berat (gram) kelompok sirmber protein utama per 100 gram formulasi pakan
Y = jumlah berat (gram) kelompok sumber protein penunjang per 100 g formulasi pakan
5.   Berdasarkan 2 variabel tersebut diperoleh persamaan 1                     
           X + Y = 100 (persamaan 1)
6.   Berdasarkan nilai kandungan protein setiap kelompok bahan baku dan nilai protein yang diinginkan diperoleh persamaan 2
      0,56 X + 0,1088 Y = 40 (persamaan 2)
0,56 adalah nilai 56% (56/100) dari kandungan protein kelompok sumber-protein utama; 0,1088 adalah nilai 10,88% (10,88/100) dari kandungan protein •kelompok sumber protein penunjang; 40 adalah jumlah protein yang diinginkan untuk setiap 100 g formulasi pakan.
7.   Untuk mendapatkan nilai salah satu variabel, dibuat persamaan 3 dengan dasar dari persamaan 1
0,56 X + 0,56 Y = 56  (persamaan 3)  (masing-masing dikalikan 0,56 sehingga akan ada 2 persamaan mengandung nilai variabel yang sama yaitu 0,56 X) Lakukan pengurangan dari persamaan 3 yang baru diperoleh dengan persamaan 2 sehingga dapat diperoleh nilai Y yaitu jumlah gram kelompok sumber protein penunjang untuk se-
tiap 100 g formulasi pakan.
0,56 X +    0,56  Y  = 56  (persamaan 3)
0,56 X + 0,1088 Y  = 40  (persamaan 2)
             0,4512 Y  = 16
                                 Y  = 16/0,4512
                                     = 35,44 g
8.   Masukkan nilai Y yang diperoleh dalam persamaan 1 sehingga dapat diperoleh nilai X yaitu jumlah gram kelompok sumber protein utama untuk setiap 100 g formulasi pakan.
               X + 35,44  = 100
                          X = 100 - 35,44
                             = 64,56 g
9.   Hitunglah kontribusi setiap bahan baku dalam setiap kelompok yaitu
     a. Kelompok sumber protein utama
        Tepung ikan cembang   = 3 bagian
                                     = 3/4 x 64,56 g
                                     = 48,42 g (48,42%)
        Tepung kedelai           = 1 bagian
                                     = 1/4 X 64,56 g
                                     = 16,14 g (16,14%)
     b.  Kelompok sumber protein penunjang
         Dedak                      = 2 bagian
                                      = 2/3 x 35,44 g
                                      = 23,63 g (23,63%)
         Bungkil kelapa             = 1 bagian
                                       = 1/3 X'35,44 g
                                       = 11,81 g (11,81%)
Dengan demikian dapat diketahui bahwa untuk menyusun formulasi pakan yang mengandung  protein 40% atau 40 g protein untuk setiap 100 g formulasi pakan diperlukan bahan dari tepung ikan  tembang sebanyak 48,42 g, cepung kedelai 16,14 g, dedak 23,63 g, dan bungkil kelapa 11,81 g.
Referensi:
http://ikannila.com/
Sahwan M. F., 1999.  PAKAN IKAN DAN UDANG (Formulasi, Pembuatan, Analisis Ekonomi). Penebar Swadaya, Jakarta.

Di Download pada laman https://komunitaspenyuluhperikanan.blogspot.com

Untung Besar dari Bisnis Budidaya Lobster Air Tawar

  Memiliki warna biru yang cerah disertai bentuk tubuh yang terlihat kekar dan anggun menjadikan lobster air tawar menarik dijadikan hiasan ...