Kamis, 26 April 2018

Budidaya Ikan Mas Koki

PENDAHULUAN
Bisnis ikan hias memang mampu memberikan jaminan keuntungan yang lebih dari cukup bagi petani pengelolanya. Selain harganya yang relatif tinggi siklus pemijahannyapun relatif lebih pendek.Hal ini tidak terlepas dari pengelolaan dan penanganan yang baik pula.
Saat ini, ekspor ikan hias dari tahun ketahun mengalami kenaikan yang signifikan. Apabila dilihat dari volume ekspor pada tahun 1998 yang hanya berjumlah 192 ton dan pada tahun 2002 berjumlah 3.513 ton yang berarti kenaikan pertahun rata-rata sekitar 343,6 % (Dirjen Perikanan Budidaya, Departemen Kelautan dan Perikanan 2003).
Meningkatnya pemasaran komoditas ikan hias tidak lain karena banyak yang menggemari usaha memelihara ikan hias di akuarium untuk menghiasi ruangan rumah. Melalui jenis, warna, ukuran dan bentuk tubuhnya, ikan hias ini memegang peranan yang penting untuk menambah kesejukan, keindahan, dan kesegaran lingkungan.
Banyak masyarakat beranggapan bahwa memelihara ikan hias sangat baik bagi kesehatan. Sebagian besar mereka beranggapan bahwa bentuk, warna, sifat, dan gerak-gerik tubuh ikan hias ketika berenang dikolam atau dalam akuarium yang didekorasi dengan apik dapat menentramkan hati, menyembuhkan tekanan darah tinggi maupun stress yang disebabkan karena berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari.

DESKRIPSI IKAN MASKOKI
Sistematika ikan maskoki adalah :
Kelas                           : Pisces
Sub Kelas                    : Teleostei
Ordo                            : Ostariophysi
Sub ordo                     : Cyprinoidea
Famili                         : Cyprinidae
Genus                         : Carassius
Spesies                       : Carassius auratus
Bentuk luar (morfologi) maskoki memiliki tubuh gendut, punggung agak bongkok, sirip yang lengkap seperti sirip punggung, sirip dada, sirip perut, dan sirip ekor. Bentuk badan maskoki biasanya pendek dan gempal yang menjadi salah satu ciri khas tersendiri.
Maskoki merupakan salah satu jenis ikan hias yang hidup di daerah air tawar. Meskipun cenderung hidup diair tawar yang bersuhu  hangat maskoki dapat hidup diperairan denganm suhu yang berkisar antara 12-20 °C.
Di daerah yang mempunyai 4 musim (musim semi, panas, gugur dan dingin), maskoki melakukan aktifitasnya pada musim semi, yaitu ketika suhu lingkungan mencapai sekitar 12 – 20ºC. sedangkan di daerah tropis, maskoki lebih produktif karena suhu lingkungannya lebih hangat yaitu sekitar 25 – 29ºC, sehingga mampu memijah sepanjang tahun.

BUDIDAYA MASKOKI
Persiapan Bak Pemijahan
Untuk pemijahan maskoki dapat digunakan bak semen atau akuarium. Jika menggunakan bak semen dapat digunakan bak berukuran 100 x 100 x 30 cm, dan jika menggunakan akuarium dapat menggunakan akuarium berukuran 100 x 75 x 50 cm.
Karena ikan maskoki mempunyai sifat yang menempelkan telurnya pada substrat, maka didalam tempat pemijahan harus diletakan substrat untuk menempelkan telurnya. Substrat ini dapat berupa tanaman air seperti eceng gondok, atau bias pula menggunakan kakaban.
Air yang digunakan dalam pemijahan maskoki pada dasrnya sama dengan sumber air bagi jenis ikan hias yang lain. Yang terpenting adalah ikan maskoki menyukai air yang jernih. Sumber airnya bias menggunakan air PAM atau air sumur yang telah diendapkan selama 24 jam.

Pemilihan Induk
Keberhasilan kegiatan pemijahan tergantung dari kesiapan kematangan induk yang dipijahkan.Untuk memenuhi keadaan tersebut maka seorang pembenih harus mengetahui syarat-syarat calon induk yang layak untuk dipilih menjadi calon induk dan induk. Dibawah ini adalah ciri-ciri calon induk maskoki yang siap dijadikan induk:
1. Umur calon induk minimal 7 bulan, tetapi yang lebih baik berumur 2 tahun.
2. Sehat dan tidak mengalami stress.
3. Tubuhnya tidak ada luka.
4. Tidak sedang terserang penyakit atau parasit.
5. Tubuhnya normal dan tidak cacat.

Perbedaan Induk Jantan dan Induk Betina :
Induk Jantan
v Pada sirip dada terdapat bintik- bintik bulat menonjol dan jika diraba terasa kasar.
v Induk yang telah matang jika diurut pelan ke arah lubang genital akan keluar cairan berwarna putih.
Induk Betina
v Pada sirip dada tidak terdapat bintik-bintik dan terasa halus jika diraba
v Jika diurut, keluar cairan kuning bening. Pada induk yang telah
matang, perut terasa lembek dan lubang genital kemerah-merahan.

Perawatan Induk
Induk yang terpilih dipelihara secara terpisah dari maskoki lain yang belum dewasa. Hal ini bertujuan agar memudahkan dalam perawatan. Pembenih akan gampang dalam menyeleksi induk yang sudah matang telur dan belum.
Penempatan induk maskoki dalam bak induk harus cukup mendapat sinar matahari. Tiap bak dilengkapi dengan aerator, kalau perlu dapat dipasang pemanas (Water Heater Thermostat) agar suhu air bak dapat dikendalikan dengan stabiL.

Pemijahan Maskoki
Maskoki menghendaki suasana yang agak gelap dan suhu air dingin. Suhu air yang dikehendaki oleh mas koki dalam melakukan pemijahan berkisar antara 20 - 25ºC. Agar pemijahan sempurna, pasangan maskoki dimasukkan ke dalam wadah pemijahan 2 ekor induk betina dapat dipasangkan dengan 3 ekor jantan unggul yang ukurannya sama. Ikan maskoki akan memijah menjelang subuh, induk jantan akan mencumbu induk betina dengan berenang berputar-putar mengelilingi induk betina. Karena ulah jantan induk betina akan meloncat sambil mengeluarkan telur dan saat itulah ketiga jantan menyusul dengan menyemprotkan spermanya untuk membuahi telur yang dikeluarkan induk betina.

Penetasan Telur
        Dari hasil pemijahan akan tampak ribuan telur yang dibuahi menempel pada substrat yang disediakan, seperti kakaban. Garis tengah telur antara 0,7 - 1,5 mm. Seekor  induk betina maskoki dapat menghasilkan telur 5000 telur dengan rasio penetasan 70-80 % sekali memijah. Telur akan menetas setelah 2 - 3 hari dari pembuahan pada suhu air 25-29º C.

Pemeliharaan Benih
Setelah 2 - 3 hari telur akan menetas, sampai berumur 2 - 3 hari benih belum diberi makan, karena masih mempunyai persediaan makanan pada yolk sac-nya (kuning telur).
Pada hari ke 3 - 4 benih sudah dapat diberi makanan kutu air yang telah disaring dengan cara mengkultur-nya. Setelah berumur ± 15 hari benih mulai dicoba diberi cacing rambut disamping masih diberi kutu air, sampai benih keseluruhannya mampu memakan cacing rambut baru pemberian kutu air dihentikan.
Ketinggian air dalam bak 10 - 15 cm dengan pergantian air 5 - 7 hari sekali.Setiap pergantian air gunakan air yang telah diendapkan lebih dahulu.Untuk menghindari sinar matahari yang terlalu terik diperlukan beberapa tanaman pelindung berupa eceng gondok.
Panen dan seleksi dilakukan setelah mencapai umur 1 bulan dari usia pemeliharaan benih pada pendederan. Tujuan dari seleksi adalah untuk mendapatkan benih yang berkualitas dari berbagai segi, baik dari segi ukuran, warna tubuh, jambul, ekor, bentuk tubuh dan lain-lain. Hal yang menarik dari ikan hias adalah penampakan tubuh dari ikan yang dilihat, oleh karena itu seleksi merupakan cara untuk memilih ikan yang berkualitas dan berkelas sehingga harga jual akan tinggi.  

PENYAKIT DAN PARASIT IKAN
Keberhasilan suatu usaha budidaya ikan tidak terlepas dari masalah penyakit dan parasit ikan.Adapun organisme penyebab penyakit dan parasit pada ikan peliharaan umumnya berasal dari golongan jamur, bakteri, virus, dan hewan invertebrata.
Untuk mengatasi timbulnya penyakit dan parasit pada ikan peliharaan, ada baiknya kita mengetahui bagaimana cara berjangkit maupun penularan penyakit atau parasit terhadap ikan adapun caranya sebagai berikut :
1.     Melalui Air
2.     Melalui kontak langsung dengan ikan yang telah terserang penyakit atau parasit.
3.     melalui alat-alat yang telah digunakan untuk menangani atau mengangkut ikan-ikan yang terserang penyakit atau parasit.
4.     Terbawa oleh ikan, makanan atau tumbuhan dari daerah asalnya sehingga berkembang dengan pesat pada lingkungan yanmg baru.
Adapun cara untuk mengatasi masalah penyakit dan parasit pada ikan, dapat dilakukan dengan cara pencegahan atau pemberantasan.

Pencegahan
Usaha pencegahan merupakan cara yang efektif dan dianjurkan dalkam menanggulangi masalah penyakit atau parasit pada ikan maskoki. Cara pencegahan dianggap lebih baik dan murah bila dibandingkan denganusaha pemberantasan.
Adapun cara pencegahan terhadap penyakit atau parasit dapat dilakukan dengan cara :
Ø Sanitasi Kolam Ikan
Sanitasi kolam biasanya dilakukan dengan menjaga kebersihan kolam dan air yang digunakan. Kolam yang akan digunakan dikeringkan dan dijemur selama 2-5 hari hal ini dimaksudkan untuk memutus siklus hidup penyakit atau parasit yang mengganggu. Selain pengeringan dan penjemuran, sanitasi kolam dapat dilakukan dengan pengapuran.
Ø Sanitasi Peralatan Kerja
Peralatan atau perlengkapan kerja yang digunakan dalam kegiatan sehari-hari harus dalam keadaan steril.Untuk itusebelum alat-alat tersebut digunakan sebaiknya direndam terlebih dahulu menggunakan larutan PK 20 mg/l selama 30 menit.
Ø Sanitasi Ikan
Selain sanitasi kolam, upaya pencegahan terhadap serangan penyakit atau parasit dapat dilakukan dengan casra sanitasi terhadap ikan. Adapun caranya sebagai berikut :
-    Jangan mendatangkan ikan atau memasukan air dari daerah yang telah terkena wabah penyakit atau parasit.
-    Ikan yang telah memperlihatkan gejala-gejala penyakit segera diasingkan atau diobati secara terpisah.
-    Jangan membuang air bekas pengangkutan kekolam karena dikhawatirkan mengandung bibit penyakit atau parasit yang dapat menyebar.
-    Ikan yang akan ditebar sebaiknya direndam terlebih dahulu dalam larutan PK sebanyak 20 gr/m³ air selama 30 menit.
Ø Pemberian Makanan Bergizi
Cara lain untuk mencegah serangan penyakit atau parasit pada ikan adalah dengan cara menjaga kondisi ikan agar tetap selalu dalam kondisi sehat dan memiliki ketahanan tubuh yantg kuat. Hal ini dapat dilakukan dengan memberinya makanan bergizi dan mengandung cukup vitamin yang dibutuhkan untuk menambah daya tahan tubuh.

DAFTAR PUSTAKA
Daelami Deden A.S. 2001. Agar Ikan Sehat.Jakarta : Penebar Swadaya
Hermanto, Ning. 2004 Menggempur Penyakit Hewan Kesayangan dengan Mahkota Dewa.  Penebar Swadaya.
Lesmana Darti S dan Iwan Darmawan.2001. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer.Jakarta : Penebar Swadaya,
Lesmana Darti S. 2003 Mencegah dan Menanggulangi Penyakit Ikan Hias.Jakarta : Penebar Swadaya

Noryadin U. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Ikan Koki Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

Sumber : Fahrur Razi, SST. 2014. Folder Perikanan "Teknik Budidaya Ikan Mas Koki"

Rabu, 04 April 2018

Teknik Budidaya Ikan Sepat Siam


PENDAHULUAN
Ikan Sepat Siam merupakan ikan asli negara Thailand.  Di habitat aslinya, ikan ini hidup di rawa - rawa yang banyak ditumbuhi tanaman airnya, karena ikan ini butuh substrat sebagai tempat melatakkan busa untuk telur - telurnya.
Meskipun ikan ini tidak begitu populer dikalangan masyarakat luas, namun ikan ini cukup dikenal di Indonesia. Meskipun ikan ini adalah ikan untuk konsumsi, tapi pada ukuran kecil ikan ini bisa dijadikan sebagai ikan hias, karena bentuk tubuh dan warnanya sangat menarik.
DESKRIPSI IKAN SEPAT SIAM
Ikan sepat siam merupakan ikan asli  negara Thailand, dan hidup di rawa-rawa. Ikan ini di datangkan ke Indonesia pada tahun 1934 dari semenanjung Malaka.
Sistematika
Ordo                        : Labyrinthici
Sub Ordo                 : Anabantoidae
Famili                      : Anabantidae
Genus                      : Trichogaster
Species                    : Trichogaster pectoralis

Ciri-ciri
-    Badan memanjang, pipih kesamping (compressed), tinggi badan 2,2 sampai 3 kali panjang standar.  Sirip punggung mempunyai 7 buah duri dan 10-11 jari-jari sirip lemah, sirip dada lebih panjang daripada kepala, mulut sangat kecil dan dapat disembulkan.
-    Jari-jari sirip perut yang pertama mengalami modifikasi menjadi filamen yang panjang mencapai sirip ekor. Linealateralis (1.1.) terdiri dari 42-47 sisik.  Pada daerah punggung badan hijau kegelapan sedangkan pada bagian badan sebelah sampaing sisik lebih terang.  Pada kepala dan badan terdapat garis-garis yang melintang dan dari mata sampai ke ekor terdapat garis memanjang yang terputus.  Pada sirip dubur terdapat 2-3 garis hitam yang memanjang (longitudinal).Panjang ikan maksimum yang dapat dicapai  ± 250 mm.Rumus jari-jari sirip sebagai berikut :D.VII. 10-11;  A. IX-XII.  33-38;  L.1.  55-63.

Sifat-Sifat
Sepat siam merupakan ikan sungai dan rawa yang cocok sekali di pelihara di kolam-kolam.  Jenis ikan ini dapat hidup pada perairan yang pH-nya berkisar antara 4 - 9.  Jenis ikan ini mudah dibiakkan di sawah dan kolam.  Kematangan kelamin mulai terjadi pada  umur 7 bulan.  Pembiakan terjadi dengan terlebih dahulu ikan tersebut membuat sarang berupa gelembung-gelembung  (busa) yang bergaris tengah ± 5 cm.  Telur yang dihasilkan akan terapung berada pada sarang tersebut.  Seekor induk yang bertelor dapat menghasilkan 7000-8000 butir telor, sedangkan larva yang hidup biasanya tidak lebih dari 4000 ekor.
Telur berwarna kuning  atau putih kekuning-kuningan, mengandung globul minyak sehingga mempunyai sifat mengapung, dan embrio menetas setelah 36-48 jam dari pembuahan.  Kantong kuning telur diserap dalam waktu 3-7 hari.  Pemijahan dikolam terjadi sepanjang tahun.  Lava dan benih memakan plankton.  Ikan-ikan dewasa memakan phytoplankton seperti Bacillariphyceae, Cyanophyceae, plagellata, Zooplankaton seperti Cilliata, Rotifera, Cladocera, Copepoda, Cholorophyceaedan tumbuh-tumbuhan tinggi yang membusuk.
Pertumbuhan di kolam dan di sawah mencapai 7-9 cm dalam waktu 3 bulan, 10-12 cm dalam waktu 6 bulan dan 16-18 cm dalam waktu 12 bulan.  Berat ikan yang besar antara 130-160 gram.  Pemeliharaan yang baik adalah di daerah-daerah ketinggian sampai 800 meter dpl.
Penyebaran
Tempat asal ikan sepat siam adalah Thailand.Indonesian mendatangkan ikan ini pada tahun 1934 dari semenanjung Malaka. Kemudian jenis ikan ini karena habitat asalnya adalah rawa-rawa, ditebarkan pula didaerah rawa-rawa diperairan Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
Di Sumatera Selatan ikan ini berbiak dengan cepatnya dan kini jenis ikan ini merupakan ikan penting yang mendominasi daerah rawa.  Hasil penangkapan suatu perairan umum di sumatera selatan, 60% adalah sepat siam.  Jenis ikan ini ditangkap dengan macam-macam alat seperti pangilar (sejenis perangkap) dibuat dari kawat atau rotan, pukat (gill net) dan empang - lulung terbuat dari bambu  dengan rotan sebagai pengikatnya.  Demikian pula halnya di perairan Kalimantan, jenis ikan ini mempunyai peranan penting.  Jenis ikan ini telah dibawa pula ke Bali, Lombok, Flores dan Ambon.Pada umumnya jenis ikan ini diolah sebagai ikan asin yang diekspor ke Jawa.
Pemeliharaan ikan sepat siam di kolam-kolam di Jawa kurang popular, meskipun di daerah daratan rendah banyak pula yang memelihara. 

 PROSES BUDIDAYA
Pemeliharaan
Pemeliharaan ikan sepat siam dilakukan di kolam atau di sawah, terutama di daerah-daerah dataran rendah atau di rawa-rawa yang pH-nya sedikit asam atau di kolam-kolam tergenang tanpa adanya aliran air sehingga zat asam minimal. Ikan sepat siam adalah ikan yang mempunyai alat labyrinth sehingga kekurangan zat asam tidak merupakan masalah besar.
Di Kalimantan Selatan pemeliharaan sepat siam dilakukan dalam beje-beje yang dibuat di sawah atau di rawa berupa saluran-saluran berukuran lebar ± 2 m dan tinggi       1 - 1,5 m sedangkan panjangnya tidak tertentu.  Saluran ini pada musim hujan tergenang air bila air hujan turun pada musim kemarau maka ikan akan berkumpul dan dapat dilakukan penangkapan dengan  mudah. 
Pemeliharaan ikan sepat siam di sawah biasanya dikombinasikan dengan ikan jenis lain atau poli kultur.  Pada pemeliharaan di sawah sebaiknya saluran pinggir atau saluran tengah diperdalam, agar plankton yang dihasilkan cukup tersedia.
Perkembangbiakan
Untuk membiakan jenis ikan ini tidak diperlukan perlakuan khusus seperti pada halnya ikan-ikan mas, tawes atau gurame.  Ikan sepat dapat berbiak di kolam pemeliharaan dengan sendirinya.  Tumbuh-tumbuhan air seperti Hydrilla persicillata dan air yang cukup zat asam diperlukan.
Kolam pemijahan hendaknya agak dalam yaitu sekitar 70 - 100 cm, dan pada waktu pemijahan terjadi kolam hendaknya berair diam sehingga pemasukan air cukup untuk mengganti air yang hilang karena penguapan atau merembes. Tumbuh-tumbuhan air yang mengapung baik sekali disediakan untuk menutup sebagian kecil permukaan saja.  Pada waktu pemijahan maka ikan jantan akan membuat sarang terlebih dahulu.  
Pembuatan sarang dilakukan selama 1 - 2 hari.  Gelembung - gelembung udara (buih) yang membentuk sarang tersebut bergaris tengah 1,5 - 3 mm.  Pada waktu pembuatan sarang tersebut ikan - ikan lain tidak diperkenankan mendekat.  Jika ada ikan yang mendekat maka akan dikejarnya sehingga keluar dari daerah territorial tempat  sarang  dibuat.   Sarang  biasa dibuat dari bagian tepi atau di sudut - sudut.  Setelah sarang siap maka ikan jantan memikat betina dan pemijahan terjadi di bawah sarang.
Telur yang telah dibuahi tadi mengapung sampai mencapai sarang tersebut.  Telur menetas setelah 2 - 3 hari.  Telur kemudian dijaga oleh jantan, terutama dari gangguan-gangguan lain yang mendekat.

Untuk mengembangbiakkan ikan sepat siam ini sebaiknya kolam dipersiapkan dengan pengeringan, pemupukan dan sebagainya, agar hama benih dapat hilang dan benih cukup mendapat makanan terutama makanan alami (Zooplankton).
PENANGANAN PENYAKIT
Jenis Penyakit
GejalaKlinis
Pengobatan
Bahan Kimia
BahanAlami
Cyclochaeta
·    Pendarahan pada insang
·    Ikan tidak mau makan
·    Ikan mengap-mengap di permukaan air
Direndam dalam larutan  NaCL 2 ½ % selama 0,5 jam dengan berturut-turut selama 3 hari.

Haluskan kunyit ± 100 gr, dan campur dengan 2 lt air, Masukkan ikan yang terkena penyakit ini selama  ±      5 - 10 menit. Pengobataninidilakukansampaiikanbenar-benarsembuh.
Dactylogirus
·    Pada lembaran insang  dapat terlihat bintik merah yang disebabkan oleh pendarahan kecil (peradangan)
·    Tutup insang mengembang dan lembaran-lembaran insang pucat
Rendam dalam larutan KMNO4  Sebanyak 0,1 % atau 2% larutan NaCL selama 0,5 jam atau 0,5 % larutan NH4OH direndam selama 10 menit.


Dengan menggunakan Jengger Ayam: Caranya rebus 10  bunga segar dalam 4 gelas air, setelah dingin gunakan air untuk mengobati luka dengan cara merendamnya  selama ± 15 menit.
Gyrodactilus
·    Kulit ikan menunjukkan warna pucat dan memproduksi banyak lendir.


Rendam ikan dalam larutan malachyt green, sebanyak 1 gram yang telah dilarutkan dalam air sebanyak 500 cc air selama0,5 –1 jam. Ulangipengobataniniselama 3 hariberturut-turut. 
Denganmenggunakandaunmiana: Caranya    rebus 7 gr daunmianasegardalam 500 ml air, setelahdingingunakan air untukmengobatilukadengancaramerendamnyaselama ± 15 menit.



DAFTAR PUSTAKA
Azis D.A. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Sepat Siam Sehat Produksi Meningkat”.  Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
Daelami, Deden A.S. 2002. “Agar Ikan Sehat” Jakarta: Penebar Swadaya.
Dalimartha, S. 2004. “Atlas Tumbuhan Obat Indonesia”, Anggota IKAPI, Puspita Swara.

Suyanto, S. Rachmatun. 1995.  “Parasit Ikan dan Cara-cara Pemberantasannya”. Jakarta: Yayasan Sosial Tani Membangun.

Sumber : Fahrur Razi, SST. 2014. Folder Perikanan " Teknik Budidaya Ikan Sepat Siam"

Untung Besar dari Bisnis Budidaya Lobster Air Tawar

  Memiliki warna biru yang cerah disertai bentuk tubuh yang terlihat kekar dan anggun menjadikan lobster air tawar menarik dijadikan hiasan ...